"Jika kita memilih tidak peduli, lebih sibuk dengan urusan masing-masing, nasib negeri ini persis seperti sekeranjang telur di ujung tanduk, hanya soal waktu akan pecah berantakan," -Tere LiyeÂ
QUOTES dari salah seorang penulis novel tanah air di atas, sepertinya tepat diarahkan pada para politisi yang hanya berkutat dengan kepentingan pribadi dan golongannya.
Biasanya, manusia yang telah menghamba pada politik dan kekuasaan melebihi agama akan selalu mencari celah demi mendapatkan apa yang diinginkan. Tak peduli pihak lain tersinggung atau menderita, yang penting kepentingannya tercapai.Â
Bicara tentang politik dan kekuasaan, belum lama ini, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra, Arief Poyuono mengusulkan pada Presiden Jokowi agar Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dicopot dari jabatannya, hanya gara-gara berencana menerapkan kembali Pembatasan Sosial Beskala Besar (PSBB), Senin (14/9/20).Â
Arief yang pernah terang-terangan mengaku sebagai pendukung sejati Jokowi itu mengaku, kebijakan Anies Baswedan telah melangkahi wewenang presiden.Â
Penulis rasa, apa yang disampaikan Arief Poyuono tersebut hanya akal-akalannya saja. Bagaimana bisa Anies disebut melangkahi wewenang Presiden Jokowi. Sementara mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini dengan tegas menjelaskan, keputusannya itu telah sesuai dengan arahan Presiden tentang penanganan kesehatan mesti menjadi prioritas utama.Â
Dengan begitu, keputusan Anies Baswedan tidak sepenuhnya salah. Sebaliknya pernyataan Arief Poyuono tersebut bagi penulis patut dicurigai mengandung muatan politis.Â
Kenapa?Â
Karena seperti diketahui, Wakil Gubernur DKI Jakarta saat ini, Riza Patria adalah koleganya Arief Poyuono di Partai Gerindra.Â
Penulis jadi berfikiran, maksud Arief meminta Presiden Jokowi menonaktipkan Anies dari jabatannya semata-mata demi kepentingan politik dan kekuasaan partainya.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!