Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Polah Puan Makin Panaskan Hubungan SBY-Mega

6 September 2020   13:47 Diperbarui: 6 September 2020   13:47 6881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PASCA pernyataan Ketua DPP PDI Perjuangan (PDI-P), Puan Maharani tentang masyarakat Sumatera Barat (Sumbar) harus lebih mendukung Pancasila, Rabu (2/9/20) menuai badai kritik dari berbagai arah. Akibatnya, pasangan Mulyadi-Ali Mukhni terpaksa harus mengembalikan rekomendasi pencalonan terhadap pengurus partai berlambang banteng gemuk moncong putih tersebut. 

Seperti diketahui pasangan Mulyadi-Ali Mukhni dimaksud adalah pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar yang diusung oleh PDI-P, bersama Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN). 

Dilihat dari kacamata politik, pengembalian rekomendasi pencalonan PDI-P oleh pasangan Mulyadi-Ali Mukhni sangat bisa dipahami. Lantaran akan sangat membebani proses atau perjalanan pasangan ini kedepannya, jika masih tetap memegang rekom dimaksud. 

Betapa tidak, pernyataan Puan Maharani hampir dipastikan sangat menyinggung perasaan masing-masing masyarakat Minang. Dan, hal ini kemungkinan besar akan berakibat fatal bagi pasangan Mulyadi-Ali Mukhni jika masih kekeuh mempertahankan rekomendasi dari PDI-P. 

Maksudnya adalah masyarakat Minang yang sebelumnya telah mendukung pasangan Mulyadi-Ali, bukan tidak mungkin malah berpaling pada kontestan lain. 

Sebaliknya, dengan cara mengembalikan rekomendasi usungan kepada PDI-P, menurut hemat penulis akan bisa menguntungkan. Kenapa? 

Pertama, pasangan Mulyadi-Ali tak perlu lagi terbebani oleh pernyataan Puan Maharani. Sehingga mereka bisa dengan leluasa melakukan kampanye, tanpa khawatir mendapat cibiran dari calon pemilih, atau serangan kampanye hitam (black campaign) dari lawan politik. 

Kedua, bukan mustahil pasangan Mulyadi-Ali ini akan mendapat simpati publik, dan mendapat dukungan dari masyarakat yang sebelumnya justru tidak ada niat memilihnya. 

Lantaran masyarakat Minang telah mengetahui perngorbanan pasangan tersebut dalam membela marwah masyarakat Minang dari pernyataan Puan yang cenderung kotroversi. 

Ya, sebenarnya rugi bagi pasangan Mulyadi-Ali kehilangan satu dukungan dari PDI-P. Akan tetapi, hal itu mereka abaikan dan terpaksa dilakukan demi menjaga marwah masyarakat Minang. 

Nah, selanjutnya tinggal bagaimana kepiawaian dan strategi tim pemenangan Mulyadi-Ali dalam memanfaatkan dan menggoreng dua keuntungan tersebut di atas agar membuahkan hasil yang memuaskan. 

PDI-P dan Demokrat Makin Panas 

Seperti telah disinggung, rekomendasi sebagai bukti dukungan dari PDI-P telah dikembalikan oleh pasangan Mulyadi-Ali Mukhni. 

Bagi pasangan ini, pengembalian tersebut boleh jadi justeru akan lebih melapangkan jalan menuju pertarungan memperebutkan kursi Sumbar 1 dan 2. Akan tetapi, tidak halnya dengan hubungan PDI-P dengan Partai Demokrat. 

Hubungan kedua partai ini kemungkinan akan semakin memanas, lantaran sebagaimana banyak diberitakan media massa, bahwa pengembalian rekomendasi kepada PDI-P tersebut diduga kuat atas usulan atau permintaan Partai Demokrat. 

Bicara hubungan Partai Demokrat dengan PDI-P jelas tidak bisa dipisahkan dengan kedua pentolannya, yaitu Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri. 

Seperti diketahui, hubungan kedua tokoh paling penting di partainya masing-masing tersebut sudah tidak harmonis sejak pelaksnaan Pilpres 2004 silam. 

Hingga kini atau 16 tahun berselang, hubungan keduanya memang belum ada tanda-tanda cair. Apalagi, sekarang ditambah dengan adanya indikasi bahwa pengembalian rekomendasi untuk Pilkada Sumbar tersebut ada andil Partai Demokrat di dalammnya. 

Bahkan, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menilai, adanya peran Partai Demokrat dalam pengembalian rekomendasi PDI-P akan semakin mempersulit hubungan kedua partai atau SBY-Mega untuk bersatu. 

Pasalnya telah merasa dipermalukan dan ditelanjangi di hadapan publik. Di saat para calon penguasa daerah berebut dukungan dari PDI-P, pasangan Mulyadi-Ali malah mengembalikannya. 

"Tentu PDIP merasa marwah sebagai partai penguasa sedang diinjak-injak dengan pengembalian rekomendasi ke partai ini. Tentu akan semakin memanaskan hubungan dengan demokrat ini," jelas Adi, Ahad (6/9). Dikutip dari Sindonews.com. 

Masih dikatan Ali, ucapan Puan Maharani sangat berdampak besar dan menjadi beban elektoral bagi keduanya. Sebab akibat pernyataan Puan banyak yang marah bereaksi protes, bahkan ada yang melaporkan ke Polisi. 

"Tentu itu tak mudah bagi Ali, ditengah kecenderungan amarah publik dia tetap menerima rekomendasi partai yang mengatakan Sumbar itu adalah tidak Pancasilais makanya rekomendasinya itu dikembalikan," ungkapnya.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun