PERNYATAAN Ketua DPP PDI Perjuangan (PDI-P), Puan Maharani yang berharap masyarakat Sumatera Barat (Sumbar) lebih mendukung Pancasila, berbuntut panjang.Â
Peristiwa yang terjadi pada saat pengumuman  Mulyadi-Ali Mukhni sebagai pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar, Rabu (2/9/20) tersebut kontan mendapat reaksi keras dari sejumlah kalangan.Â
Gelombang tanggapan serta kritik pun tak pelak menghantam Puan Maharani dari segala arah.Â
Ada yang menganggap cucu proklamator, Bung Karno ini tidak memahami sejarah bangsa, ada pula yang menyebut pernyataan berbau kontroversial tersebut tak layak keluar dari seorang politisi yang digadang-gadang bakal maju Pilpres 2024.Â
Selain itu, tak sedikit pula yang menilai bahwa pernyataan putri sulung Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri ini telah menyinggung perasaan masyarakat Minang.Â
Sebagai wanita yang sudah lama malang melintang di ranah politik nasional, boleh jadi ragam kritikan bukanlah hal aneh.Â
Malah sebaliknya, hal tersebut sudah (terlanjur) biasa. Dan, penulis berani memastikan, mental Puan tidak akan mudah jatuh dengan segala kritik yang bertubi-tubi menyerang dirinya dalam dalam beberapa waktu terakhir.Â
Tapi, beda halnya dengan kepentingan politik. Pernyataan Puan Maharani ini jelas telah merontokan atau memporak-porandakan cita-cita PDI-P untuk bisa mencatat sejarah mampu memenangi Pilgub Sumbar. Dimana selama ini hampir terus dikuasai oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS).Â
Penulis berani mengatakan, bahwa harapan PDI-P untuk bisa memenangkan Pilgub Sumbar telah rontok, tentu bukan tanpa alasan.Â
Alasannya adalah tak lama setelah pernyataan Puan booming dan memantik sorotan tajam dari berbagai arah, pasangan yang diusungnya, Mulyadi-Ali Mukhni, mengembalikan surat dukungannya kepada PDI-P.Â
Artinya, pasangan Mulyadi-Mukhni ini maju pada kontestasi Pilgub Sumbar hanya mengandalkan dukungan dari Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN).Â
Lantaran dengan dukungan dua partai ini pun telah cukup bagi pasangan tersebut bertarung memperebutkan kursi Sumbar 1 dan 2 pada 9 Desember 2020 mendatang.Â
Seperti diketahui, Partai Demokrat dan PAN, masing-masing memiliki 10 kursi di DPRD Sumbar.Â
"Ya kami sudah sepakati bersama Pak Mulyadi, kita kembalikan SK dukungan dari PDIP. Jadi, Mulyadi-Ali Mukhni hanya diusung oleh Demokrat dan PAN. PDIP kami kembalikan lagi," kata Ali Mukhni, Sabtu (5/9). Dikutip dari detikcom.
Manuver Mulyadi-AliÂ
Sudah menjadi rumus sahih, bahwa dalam politik yang diutamakan adalah "KEPENTINGAN". Rupanya hal ini disadari betul oleh pasangan Mulyadi-Ali Mukhni.Â
Jika mereka membiarkan PDI-P terus mendukungnya, maka kesempatan untuk bisa memenangkan Pilgub Sumbar semakin kecil, kalau tidak ingin disebut tidak mungkin menang.Â
Kenapa?Â
Alasannya sudah pasti adalah Puan efek. Pernyataannya yang telah banyak menyinggung masyarakat Minang, jelas akan merugikan pasangan Mulyadi-Ali Mukhni.Â
Dalam hal ini, mereka yang sudah tersinggung dan tidak berempati terhadap Puan Maharani, kemungkinan besar akan meninggalkan atau tidak memilih pasangan yang didukung PDI-P.Â
Untuk itu, menurut hemat penulis keputusan pasangan Mulyadi-Ali Mukhni mengembalikan rekomendasi kepada PDI-P adalah keputusan tepat. Dengan demikian, mereka tidak lagi dibayang-bayangi Puan efek.Â
Bahkan, boleh jadi hal tersebut di atas bisa dijadikan kesempatan untuk melakukan manuver politik pasangan calon ini guna merebut simpati masyarakat Sumbar.Â
Ya, jika mereka mampu meyakinkan masyarakat Minang, bahwa mereka pun tidak setuju dan merasa tersinggung dengan pernyataan Puan.Â
Kemudian, mereka mampu pula meyakinkan akan lebih mengedepankan marwah masyarakat Sumbar dibanding dukungan PDI-P, bukan tidak mungkin hal tersebut bakal berbuntut keuntungan besar bagi mereka.Â
Dengan kata lain, masyarakat urang awak ini akan tergerak hatinya dan mulai simpati terhadap pasangan Mulyadi-Ali Mukhni.Â
Untuk menang mungkin masih terlalu pagi memprediksinya. Tapi, setidaknya pasangan Mulyadi-Ali Mukhni tidak akan banyak ditinggalkan masyarakat pemilih dan tidak kehilangan muka hanya gara-gara kepentingan politik PDI-P.Â
Kembali pada Puan, mungkin sekarang ini dia sedang merenungi kesalahan ucapannya. Alih-alih mampu memenangkan pertarungan Pilgub Sumbar, yang ada malah rontok dan harus mengubur dalam-dalam impiannya.Â
Banteng yang awalnya diharapkan mampu "menggeruduk" masyarakat untuk memilih pasangan Mulyadi-Ali Mukhni, malah harus rontok sebelum bertarung.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H