Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saat Puan Keseleo Lidah, Ruhut Datang Jadi "Super Hero"

4 September 2020   11:21 Diperbarui: 4 September 2020   11:15 4164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SALAH seorang tokoh politik nasional yang digadang-gadang bakal ambil bagian dalam kontestasi Pilpres 2024, Puan Maharani mendadak jadi pusat perhatian publik tanah air, usai pernyataannya, meminta masyarakat Sumatera Barat (Sumbar) menjadi provinsi yang mendukung Pancasila. 

Pernyataan yang cukup mengagetkan banyak pihak ini disampaikan oleh puteri sulung Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan tersebut pada acara pengumuman calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) yang diusung partai berlambang banteng gemuk moncong putih, Rabu (2/09/2020). 

Belum jelas apa maksud Puan Maharani menyempaikan narasi yang boleh jadi akan sangat menyinggung perasaan masyarakat asal cerita rakyat legendaris Malin Kundang tersebut. Apakah hanya sekadar keseleo lidah, sindiran politik, atau sebagai bentuk kekecewaan dirinya, mengingat dalam setiap perhelatan Pilkada Sumbar, PDI Perjuangan selalu keok. 

Bagi penulis, apapun yang menjadi alasan Puan, tentu saja tidak pantas terlontar. Apalagi Puan adalah sebagai Ketua DPR RI dan salah seorang kandidat Pilpres 2024. Sejatinya, pernyataan-pernyataan semacam hal tersebut di atas tidak boleh terjadi. Kecuali memang hal itu sengaja dilakukan demi mendongkrak popularitas diri. 

Ya, walaupun statusnya sebagai putri sulung Megawati dan Ketua DPR RI, polularitas Puan memang belum begitu mumpuni. Dari beberapa hasil survei, popularitas dan elektabilitas wanita kelahiran Jakarta, 6 September 1973 ini selalu berkutat di posisi bawah. 

Popularitas Puan masih kalah bila dibandingkan dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta atau Anies Baswedan. Bahkan dibandingkan dengan tokoh politik lain yang non-eksekutif pun seperti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sandiaga Uno juga masih keteteran. 

Apabila memang benar maksud pernyataan Puan tersebut guna membuat sensasi yang diharapkan mampu mendongkrak popularitasnya boleh jadi berhasil. Betapa tidak, tak lama setelah adanya pernyataan tersebut, namanya langsung menjadi bahan diskursus publik. 

Bukan hanya di kalangan politisi dan pengamat. Kalangan warganet juga tak sedikit yang merisak Ketua DPP PDI Perjuangan dimaksud. 

Hanya saja, popularitas yang diciptakan Puan Maharani ini jelas bermakna negatip. Alih-alih mampu menaikan elektabilitas, penulis rasa akan semakin membuatnya tenggelam jika tidak secepatnya diantisipasi. 

Tuai Kritikan 

Mulutmu harimaumu. Pribahasa ini mungkin cocok dialamatkan terhadap Puan atas pernyataannya yang telah menyinggung masyarakat Sumbar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun