Tapi, realitanya malah berbanding terbalik. Dewan pengurus partai malah menjatuhkan "tangan besi" dengan langsung menjatuhkan sanksi pemecatan.Â
Padahal, penulis kira jika ada pihak-pihak yang tidak sependapat dengan direkomendasikannya Bobby Nasution untuk maju pada kontestasi Pilkada serentak 2020 adalah hal jamak. Lantaran, bukan rahasia umum bahwa menantu Presiden Jokowi ini bukanlah kader partai yang berjuang atau merangkak dari bawah.Â
Bobby tentunya tidak pernah merasakan bagaimana susahnya membangun dan membesarkan partai, tetapi ujug-ujug mendapat karpet merah dengan ditunjuk langsung sebagai wakil dari PDI Perjuangan untuk Pilwakot Medan.
Situasi tersebut di atas boleh jadi akan sangat melukai kader lainnya yang telah berjuang dan berdarah-darah dari awal untuk bisa direkomendasi, tetapi malah tidak dilirik, sehingga akhirnya bereaksi dengan cara menyatakan ketidak setujuannya.Â
Kendati begitu, hal ini (pemecatan kader PDI Perjuangan Medan.Red) sudah dilaksanakan. Tentu sulit untuk bisa kembali direkrut. Dan, penunjukan Bobby Nasution sebagai calon Wali Kota Medan, sekali lagi penulis katakan langsung menelan korban kadernya sendiri.Â
Imbas Dinasti PolitikÂ
Terjadinya pemecatan terhadap beberapa kader PDI Perjuangan Kota Medan, lantaran dianggap membangkang keputusan partai langsung menuai tanggapan dari sejumlah kalangan. Diantaranya datang dari pengamat politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin.Â
Ujang memandang, bahwa peristiwa yang terjadi di internal partai banteng tersebut merupakan imbas dari kehadiran politik dinasti.Â
"Itu lah korban dinasti politik. Wajar jika kader PDIP Medan menolak pencalonan Bobby. Karena dia tak pernah berjuang, berkeringat, dan berdarah-darah di partai. Itulah politik, kadang yang benar menjadi salah, yang berjuang di partai dan menolak menantu Jokowi yang dipecat," tutur Ujang, Rabu (2/9). Dikutip dari Suara.com.Â
Masih kata Ujang, PDI Perjuangan pun mau tidak mau harus memecat para kader yang menyuarakan penolakan. Karena jika dibiarkan, dilematis bagi PDI Perjuangan yang hendak memenangkan Bobby sebagai Wali Kota Medan di Pilkada 2020.Â
Masih dikutip dari Suara.com, Ujang mengatakan, tidak ada yang salah atas penolakan kader terhadap Bobby. Hanya saja, penolakan itu kemudian dianggap melawan keputusan DPP PDI Perjuangan di mana rekomendasi terhadapnya diberikan langsung oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!