Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Langkah Salah Gatot Nurmantyo Menuju Pilpres 2024?

24 Agustus 2020   20:43 Diperbarui: 24 Agustus 2020   20:45 9940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hal ini, Gatot tidak belajar dari seniornya sesama mantan jendral yang telah lebih dulu berkiprah dalam kancah politik, dan ikut kontestasi Pilpres. 

Sepanjang sejarah Pilpres sejak era reformasi, tercatat beberapa jendral yang telah ikut serta pada pesta demokrasi lima tahunan dimaksud. Mereka adalah, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Wiranto, dan Prabowo Subianto. 

Meski dari ketiga jendral itu hanya SBY yang sukses menduduki kursi Indonesia satu. Akan tetapi, ketiga jenderal itu  melakukannya dengan elegan dan menapaki perjalanan dari nol untuk bisa mencalonkan diri pada Pilpres. 

Ya, baik SBY, Wiranto maupun Prabowo baru bisa mencalonkan diri dan bertarung pada Pilpres setelah mereka mendirikan partai politik. Seperti diketahui, SBY mendirikan Demokrat, Wiranto mendirikan Hanura, dan Prabowo mendirikan Gerindra. 

Sementara, cara yang diambil oleh Gatot Nurmantyo jelas berbeda. Dia malah bergabung dengan kelompok yang sejatinya bukan partai politik. Artinya, kalaupun kelompok ini menghendaki Gatot maju Pilpres, hanya sebatas memberikan dukungan, dan coba "menjualnya" pada partai politik yang belum memiliki calon. 

Dan, menjual Gatot untuk diusung oleh partai politik lain pun bukan perkara mudah. Soalnya dia bukanlah tokoh yang memiliki popularitas serta elektabilitas mumpuni. 

Nama Gatot masih kalah jauh dengan nama-nama yang selama ini sudah wara-wiri di berbagai lembaga survei. Sebut saja diantaranya, Menteri Pertahanan (Menan), Prabowo Subianto; Gubernur DKI Jakarta, Baswedan; Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo; Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. 

Hal ini pula yang disoroti pengamat politik dari Eksekutif Indo Barometer, M Qodari. Seperti telah penulis singgung, Qodari juga menilai eleltabilitas Gatot Nurmantyo masih belum kuat jika harus dihubung-hubungkan dengan Pilpres 2024. 

"Belum kuat, karena kalau memang kuat nama beliau maju di calon Presiden 2019. Karena partai politik itu kan sangat berkepentingan dan berkeinginan untuk menang," katanya, Kamis (20/8/20). Dikutip dari Fotokita.id, yang melansir dari Kompas TV. 

"Kalau ada calon populer mereka pasti akan memberikan dukungan, bahwa realita akhirnya tidak ada memberikan dukungan pada Pak Gatot Nurmantyo," jelas M Qodari. 

Kesimpulannya, jika syahwat Gatot Nurmantyo maju Pilpres 2024 masih sangat tinggi, dia harus mampu menyelesaikan beberapa agenda, atau pekerjaan rumah maha berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun