Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ganjar Tak "Pede" Nyapres dan Ikuti Jejak Purnomo?

21 Agustus 2020   23:21 Diperbarui: 21 Agustus 2020   23:32 6287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

GUBERNUR Jawa Tengah, Ganjar Pranowo adalah salah seorang figur yang digadang-gadang potensial maju pada Pilpres 2024 mendatang. 

Dilihat dari segi elektabilitas, nama politisi senior PDI Perjuangan tersebut, saat ini berada pada rating teratas bersama Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menurut hasil beberapa lembaga survei tanah air. 

Bahkan, berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia (IPI) medio Juli 2020, pria kelahiran 28 Oktober 1968 ini memperoleh nilai elektabikitas tertinggi mengalahkan Prabowo Subianto, dengan raihan 16,2 persen. 

Jamak, jika banyak publik percaya, Ganjar Pranowo merupakan "lawan tanding" cukup serius sekaligus berat bagi kandidat-kandidat lain yang memiliki syahwat kekuasaan. Meneruskan tongkat estapet kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Kendati demikian, lagi-lagi Belanda masih jauh, alias kontestasi Pilpres masih sekitar empat tahunan lagi. Itu artinya masih banyak kemungkinan yang terjadi dalam rentang waktu 48 bulan tersebut. 

Bukan mustahil, Ganjar yang saat ini tengah di atas angin, karena elektabilitas dirinya terus merangsek naik, tiba-tiba saja terjun bebas. 

Ya, namanya juga politik. Tak semua pihak menyukai gaya kepemimpinan atau pribadi Ganjar. Pihak-pihak tersebut bisa saja bermanuver untuk menjatuhkan elektabilitasnya. 

Atau, mungkin juga elektabilitas pria yang rambutnya telah banyak ditumbuhi uban ini malah semakin melesat, jauh meninggalkan pesaing lain. 

Jika hal itu terjadi, apakah menjadikan garansi bagi Ganjar melaju mulus untuk diusung partainya maju Pilpres 2024? Pertanyaan ini tentu saja tidak hanya milik publik. Akan tetapi, penulis rasa dimiliki oleh Ganjar sendiri. 

Kenapa? 

Karena, penulis menduga, dalam hati Ganjar merasa bahwa dirinya bukan merupakan prioritas utama bagi PDI Perjuangan. Sebab, sebagaimana diketahui dan banyak diwartakan beragam media, partai berlambang banteng gemuk moncong putih ini tengah "memupuk" puteri mahkotanya, Puan Maharani, untuk maju Pilpres 2024. 

Setidaknya ada dua alasan, kenapa PDI Perjuangan lebih memilih Puan. 

Pertama, Puan adalah putri kandung dari Megawati Soekarnoputri, sang ketua umum partai. 

Sudah menjadi rumus, jika seorang ibu pasti akan lebih memprioritaskan anaknya sendiri ketimbang yang lain. Apalagi, sudah sama-sama kita mahfum, Megawati tentu sangat ingin ada penerus trah Sukarno yang duduk di kursi kekuasaan. 

Kedua, dilihat dari aspek intelektualitas, pengalaman politik serta pemerintahan, Puan sudah tak perlu diragukan. 

Sebagai putri kandung Megawati, tentu sudah begitu banyak ilmu atau pengalaman politik yang didapat Puan. Dia pasti sudah paham cara menghadapi situasi politik seperti apapun. 

Kemudian, dari aspek pengalaman pemerintahan. Puan pun pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia pada Kabinet Jokowi jilid pertama. Dan, kini Puan malah menjadi Ketua DPR RI periode 2019-2024. 

Kedua jabatan strategis itu tentu bisa menjadi modal cukup, jika Puan diberi kesempatan menjadi presiden atau wakil presiden. 

Kalaupun satu kekurangan yang ada pada diri isteri Hapsoro Sukmonohadi ini adalah elektabilitasnya yang tak pernah beranjak dari "papan bawah" dibanding dengan kandidat potensial lainnya. 

Hasil surveil IPI pada medio Juli 2020 lalu, perolehan elektabikitas Puan hanya 2 persen. Padahal, hal tersebut adalah salah satu kunci atau syarat agar seseorang layak untuk dicalonkan. 

Nah, jika ukurannya nilai elektabilitas, nama Ganjar Pranowo sejatinya yang layak dikedepankan oleh PDI Perjuangan untuk maju Pilpres 2024. Sebab, di masa bersamaan, menurut hasil survei IPI, mantan anggota DPR RI ini meraih 16,2 persen. 

Ganjar Tak Pede? 

Meski, elektabilitas Ganjar Pranowo selalu berada di papan atas, bersaing dengan Prabowo, Anies maupun Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, tidak menjadikannya percaya diri apalagi besar kepala. 

Bahkan, Ganjar seolah-olah tidak pede alias percaya diri, bahwa dirinya yang akan diusung PDI Perjuangan untuk kontestasi Pilpres 2024 mendatang. Setidaknya hal tersirat dari pernyataan-pernyataannya terhadap jurnalis Jpnn.com. 

Dikutip dari Jpnn.com,  Ganjar menyebut belum memikirkan langkah selanjutnya setelah masa jabatan dua periode sebagai gubernur berakhir 2023 nanti. 

Ganjar mengaku, saat ini hanya ingin fokus mengerjakan tugasnya sebagai seorang kepala daerah. Target paling utama, menangani pandemi Covid-19 dan mengupayakan agar perekonomian masyarakat dapat bangkit kembali. 

"Almarhum orang tua saya bilang begini, kerjakan tugasmu dengan baik. Jangan pernah memimpikan jabatan. Itu yang selalu membuat saya tenang, membuat baik-baik saja dan tidak pernah gegabah. Lagian sudah banyak calon yang lebih hebat," ucapnya.  

Demikian juga ketika disebut jika nantinya ada pihak yang akan menggadang-gadang maju di Pilpres 2024, Ganjar mengemukakan jawaban senada. 

"Siapa yang menggadang-gadang? Begadang jangan begadang itu kan lagunya Rhoma Irama. Begini, saya berpartai itu sejak 1992, mulai mahasiswa. Sudah PDI, belum perjuangan waktu itu. Saya tahu persis partai saya ini," ucapnya. 

Ganjar kemudian memaparkan, keputusan akhir untuk menetapkan pasangan calon presiden yang akan diusung partai berlambang banteng moncong putih itu ada di tangan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.   

Dia meyakini Mega akan memberi keputusan terbaik, setelah melihat dan menimbang dengan matang figur dari anak-anak ideologisnya di PDIP.  

Dari pernyataan-pernyataan Ganjar di atas, ada beberapa poin yang menyiratkannya tidak pede atau pasrah pada keputusan partai. 

Pertama, Ganjar membawa-bawa petuah orang tuanya yang jangan terlalu berambisi pada kekuasaan. Boleh jadi, jauh dari lubuk hatinya ingin sekali diusung oleh partainya pada Pilpres 2024 mendatang. Akan tetapi, dia sadar hanyalah "ban serep" Puan Maharani. 

Kedua, Ganjar menyebut tau persis dengan kultur atas dapur partainya. Dalam hal ini, yang memiliki kewenangan memilih calon pemimpin, baik di daerah maupun presiden, mutlak ada di tangan ketua umum, Megawati Soekarnoputri. 

Seperti telah disinggung, Megawati sepertinya akan lebih condong memilih putri kandungnya sendiri, dibanding Ganjar Pranowo. Apalagi, jika elektabilitas Puan Maharani, pada saat jelang Pilpres menunjukan kenaikan signifikan. 

Ganjar Ikuti Nasib Purnomo? 

Masih ingatkah dengan nama Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo? Ya, dia sebelumnya digadang-gadang merupakan calon kuat untuk maju pada Pilkada Solo 2020. 

Tapi, realita politik berkata lain. Purnomo yang memiliki segudang pengalaman, baik di ranah politik maupun pemerintahan, dan dilengkapi hasil survei mumpuni, tidak membuat DPP PDI Perjuangan, khususnya Megawati Soekarnoputri meliriknya. 

Putri sulung presiden pertama RI, Sukarno ini lebih mempercayai putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka untuk bertarung memperbutkan kursi nomor satu di Kota Bengawan tersebut. 

Padahal, jika dibanding dengan Purnomo, kualitas Gibran jelas jauh di bawah. Jangankan pengalaman memerintah, masuk anggota politik pun belum genap satu tahun. 

Jika pada kontestasi Pilpres 2024 mendatang, elektabilitas Ganjar tetap teratas. Akan tetapi, Megawati lebih memilih Puan. 

Maka, mau tak mau, suka tidak suka, Gubernur Jawa Tengah ini harus mengikuti jejak Achmad Purnomo. Harus mengalah dan tunduk pada keputusan partai.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun