Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sandiaga Uno dan Ganjar Pranowo, Sosok Potensial yang "Disegel"?

13 Agustus 2020   16:38 Diperbarui: 13 Agustus 2020   16:43 2781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KONTESTASI Pilpres 2024 memang masih jauh. Namun jangan salah, langkah-langkah politik dari mereka yang memiliki syahwat kekuasaan, sudah mulai tampak dalam pandangan. 

Tengok saja, beberapa partai politik sudah saling menjajaki segala kemungkinan. Demikian pula dengan para calon kandidat. Mereka sudah mulai show off , dengan harapan mendapat simpati dan dukungan publik. 

Semua itu dilakukan, lebih karena mereka tidak ingin kehilangan momentum serta kalah start. Dalam politik, momentum dan langkah cepat serta efektif sudah pasti memegang peranan penting, guna membuka dan membaca peluang kedepannya. 

Tengok saja, Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat, dalam beberapa waktu terakhir begitu getol melakukan safari politik, kunjung sana-kunjung sini. Pun dengan beberapa partai politik lainnya. Misal Gerindra dengan PDI Perjuangan yang tampak makin intens membangun komunikasi dan makin mesra. 

Tentu anggapan ini tidak hanya datang dari penulis, para pengamat politik pun rata-rata mengatakan hal serupa. Apa yang dilakukan oleh calon kandidat maupun parpol akhir-akhir ini, sangat erat kaitannya dengan kepentingan Pilpres 2024. 

Kembali pada judul di atas. Sebagaimana diketahui, diantara sekian banyak calon kandidat Pilpres 2024, ada nama Wakil Ketua Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno dan Gubernur Jawa Tengah sekaligus politisi PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo. 

Mereka berdua digadang-gadang oleh sejumlah pengamat sebagai kandidat potensial untuk meramaikan bursa pencalonan Pilpres 2024 mendatang. 

Sandiaga Uno 

Selain kapasitasnya sebagai Wakil Ketua Pembina Partai Gerindra. Sandiaga Uno juga cukup memahami dunia politik praktis. 

Dia pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, sebelum akhirnya ditinggalkan, karena mengikuti kontestasi Pilpres 2019, mendampingi Prabowo Subianto. Modal lainnya, angka elektoral Sandiaga juga cukup tinggi. 

Hanya, semua modal Sandiaga Uno ini akan terasa percuma, jika dia tidak mengambil langkah politik ekstreem. Yaitu, keluar dari Partai Gerindra, dan bergabung dengan partai lain. 

Kenapa? 

Karena kemungkinannya sangat kecil untuk Sandi maju dari Partai Gerindra, mengingat partai berlambang kepala burung garuda tersebut telah memiliki jagoannya, dalam diri Prabowo Subianto. 

Memang, Prabowo belum secara langsung menyatakan kesediaannya untuk dicalonkan. Pada Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Gerindra, Sabtu (8/8/2020). 

Prabowo masih butuh waktu antara enam bulan hingta satu tahun kedepan, karena masih ingin fokus membenahi struktur kelembagaan partai, fokus pada tugasnya sebagai Menhan dan fokus pada agenda-agenda politik terdekat. 

Kendati begitu, gimik politik yang terjadi selama ini tidak bisa berbohong. Pada akhirnya hampir dipastikan, Prabowolah yang bakal maju Pilpres 2024. 

Dengan begitu, otomatis peluang Sandi tertutup, kecuali terjadi peristiwa-peristiwa luar biasa di internal partai. Contoh, Prabowo dianggap tidak layak diusung, karena berbagai faktor. Maaf, entah itu sakit, meninggal atau terjerat kasus hukum. 

Diluar itu, sulit bagi Sandi menggeser posisi Prabowo Subianto. Jalan satu-satunya agar syawat politik Sandi tersalurkan adalah harus keluar dari Partai Gerindra, dan merangkul partai baru. 

Pertanyaannya, akankah Sandiaga Uno mengambil langkah catur politik, dengan cara menyebrang ke partai lain? Tentu masih terlalu dini untuk bisa mengetahuinya. Meski, kemungkinan tersebut bukan mustahil terjadi. 

Ganjar Pranowo 

Jika bicara nasib dan peluang. Nama Ganjar Pranowo, penulis kira akan lebih apes lagi. 

Betapa tidak, Gubernur Jawa Tengah ini sebagai salah satu kandidat yang memilki elektabilitas tinggi. Malah, menurut hasil survei Indikator politik Indonesia (IPI) yang dirilis pada medio Juli 2020 lalu, Ganjar menempati posisi teratas, dengan 16,2 persen. 

Meski begitu, nasib Ganjar pada Pilpres 2024 mendatang masih abu-abu. Sebab, dalam tubuh partai berlambang banteng gemuk moncong putih ini masih ada "Putri Mahkota", yang lebih dijagokan untuk maju pada perebutan kursi Indonesia 1 dan 2 dimaksud. Dia adalah Puan Maharani. 

Sangat beralasan, jika PDI Perjuangan begitu "ngotot" ingin mengusung Puan, karena dia adalah putri kandung sang ketua umum partai, Megawati Soekarnoputri. 

Selain itu, Puan dinilai cukup memiliki pengalaman di kancah politik nasional. Dan, satu hal yang tidak bisa dinafikan, Puan juga sempat menduduki kursi menteri di Kabinet Preiden Jokowi jilid pertama. Bahkan, sekarang menjadi orang paling berkuasa di Gedung Parlemen, Senayan Jakarta. 

Ditengok dari segala pengalamannya, baik di pemerintahan dan politik, rasanya tidak akan ada seorangpun yang bakal meragukan kemampuan Puan. 

Hanya saja, dia memiliki masalah atau kelemahan dari segi elektabilitas. Berdasarkan hasil beberapa lembaga survei, Puan tidak pernah beranjak dari papan bawah. 

Tengok saja, hasil survei terakhir IPI, Puan hanya mendulang angka elektabilitas 2 persen. Angka ini jauh di bawah kolega satu partainya, Ganjar Pranowo. 

Dengan kondisi ini, idealnya Ganjar yang harus disokong PDI Perjuangan untuk maju Pilpres 2024.  Selain memiliki elektabilitas jauh di atas Puan, pengalaman Ganjar dalam dunia politik dan pemerintahan pun tidak kalah hebatnya. 

Ganjar pernah berkiprah di kancah politik pusat, dengan pernah menjadi anggota DPR RI. Dan, sekarang menduduki kursi Gubernur Jawa Tengah. 

Namun, modal yang sangat bagus ini buat Ganjar masih abu-abu. Jika pada akhirnya PDI Perjuangan dan Megawati tutup mata, tutup telinga, dan kekeuh mengusung Puan, meski elektabilitasnya jeblok. Maka, penulis berani mengatakan, Ganjar Pranowo sedang apes. 

Sama halnya dengan Sandiaga Uno, jika ingin memaksakan syahwat kekuasaannya, Ganjar pun harus menyebrang ke partai lain. 

Walau, saya percaya, hal ini tidak akan pernah dilakukannya. Ganjar bukan politisi karbitan yang gampang terpengaruh oleh iming-iming kekuasaan. 

Dengan kata lain, saya rasa Ganjar Pranowo akan selalu "tunduk" pada keputusan partai. 

Nah, jika pada waktunya nanti, Prabowo dan Puanlah yang maju Pilpres. Maka, apa yang terjadi pada Sandiaga Uno dan Ganjar Pranowo, tak ubahnya sebagai sosok potensial yang disegel. Mereka hanya akan dijadikan etalase politik, sebagai vote getter.


Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun