Hanya saja, bukan mustahil, framing intoleran ini akan terus membumbui gerak langkah Anies ke depannya.Â
Kenapa?Â
Alasannya, tentu tentang politik. Seperti diketahui mantan Rektor Universitas Paramadhina Jakarta tersebut digadang-gadang sebagai salah satu kandidat kuat untuk maju pada Pilpres 2024.Â
Nah, karena alasan ini pula framing intoleran dihembuskan dengan maksud "menjegal" langkah Anies.Â
Hal ini pula disebutkan oleh pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin. Menurutnya, Anies memang sangat rentan untuk dibingkai oleh lawannya sebagai pemimpin yang intoleran. Pembingkaian sosok Anies sebagai pemimpin intoleran bertujuan untuk menjatuhkan citranya.
"Di politik itu kan secara umum ada dua strategi. Pertama, strategi pencitraan diri. Kedua, strategi membusuki lawan politik," ujarnya. Dikutip dari Tempo.co.Â
Kata Ujang, saat ini Anies memang terus didera pembusukan karakter sebagai pemimpin yang intoleran. Tujuannya dari pembingkaian Anies sebagai pemimpin intoleran itu untuk menjatuhkan popularitas dan elektabilitasnya.Â
"Anies itu bagaimana pun punya niat jadi Capres atau Cawapres, jadi perlu dibusuki sejak dini." Pungkasnya.Â
Walaubagaimanapun, ini sebatas asumsi dan hopitesis politik. Untuk lebih jelasnya, tentu saja masih butuh pembuktian, dan hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Kendati begitu, isu pembusukan karakter terhadap kandidat atau calon presiden bukan hanya terjadi pada Anies. Sebelumnya, Presiden Jokowi juga telah mendapatkan hal serupa.Â