Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Intoleran, Framing "Pembusukan Karakter" Anies Baswedan?

12 Agustus 2020   23:08 Diperbarui: 12 Agustus 2020   23:32 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya saja, bukan mustahil, framing intoleran ini akan terus membumbui gerak langkah Anies ke depannya. 

Kenapa? 

Alasannya, tentu tentang politik. Seperti diketahui mantan Rektor Universitas Paramadhina Jakarta tersebut digadang-gadang sebagai salah satu kandidat kuat untuk maju pada Pilpres 2024. 

Nah, karena alasan ini pula framing intoleran dihembuskan dengan maksud "menjegal" langkah Anies. 

Hal ini pula disebutkan oleh pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin. Menurutnya, Anies memang sangat rentan untuk dibingkai oleh lawannya sebagai pemimpin yang intoleran. Pembingkaian sosok Anies sebagai pemimpin intoleran bertujuan untuk menjatuhkan citranya.

"Di politik itu kan secara umum ada dua strategi. Pertama, strategi pencitraan diri. Kedua, strategi membusuki lawan politik," ujarnya. Dikutip dari Tempo.co. 

Kata Ujang, saat ini Anies memang terus didera pembusukan karakter sebagai pemimpin yang intoleran. Tujuannya dari pembingkaian Anies sebagai pemimpin intoleran itu untuk menjatuhkan popularitas dan elektabilitasnya. 

"Anies itu bagaimana pun punya niat jadi Capres atau Cawapres, jadi perlu dibusuki sejak dini." Pungkasnya. 

Walaubagaimanapun, ini sebatas asumsi dan hopitesis politik. Untuk lebih jelasnya, tentu saja masih butuh pembuktian, dan hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Kendati begitu, isu pembusukan karakter terhadap kandidat atau calon presiden bukan hanya terjadi pada Anies. Sebelumnya, Presiden Jokowi juga telah mendapatkan hal serupa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun