BELANTIKA politik tanah air saat ini tengah hangat-hangatnya. Pemicunya adalah adanya rencana pemerintah untuk menganugerahi bintang jasa Mahaputera Nararya, terhadap dua mantan Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019, Fahri Hamzah dan Fadli Zon, bertepatan dengan perayaan HUT RI ke-75.
Sontak, rencana penganugerahan untuk kedua mantan Wakil Ketua DPR RI ini menjadi sorotan publik. Pasalnya, sepak terjang Fahri dan Fadli selama menjabat hampir tidak pernah memberikan sumbangsih signifikan buat kebaikan bangsa dan negara. Justru sebaliknya, kedua orang ini terkenal sebagai tukang kritik pemerintah.
Masih mending, jika kritikan yang dilontarkan itu sipatnya konstruktif, dan memberikan solusi bagi setiap permasalahan bangsa.
Tapi, yang kerap terjadi, kritikan mereka itu cenderung nyinyir dan tendensius. Tak jarang keduanya menyerang langsung terhadap personal para pejabat pemerintah, khususnya Presiden Jokowi. Ibarat kata, dalam pandangan Fahri dan Fadli, apa yang telah dilakukan oleh pihak pemerintah hampir selalu salah.
Tak heran, akhirnya penganugerahan bintang jasa bagi Fahri dan Fadli ini cukup banyak mendapat cibiran publik. Bagaimana bisa, orang yang bisanya main kritik, malah dianugerahi bintang jasa.
Publik kecewa? Boleh jadi. Alasannya, seperti telah penulis singgung di atas, sampai sekarang hampir tidak menemukan kelebihan apapun dari duo F dimaksud. Kalau boleh meminjam kata-kata pegiat sosial, Denny Siregar, dalam artikelnya di Tagar.id, yang menjadi kelebihan kedua orang ini hanyalah berat badan.
Namun, apa hendak dikata. Publik harus bisa menerima keputusan pemerintah tersebut. Soalnya, ini mungkin bukan kehendak pribadi Presiden Jokowi, melainkan, seperti dikatakan oleh Mahfud MD, bahwa mantan ketua/wakil ketua lembaga negara yang sudah selesai masa periode jabatan, otomatis dapat bintang asal dia tidak tersangkut masalah hukum.
Rupanya silang pendapat publik atas panganugerahan bintang jasa Mahaputera Nararya ini sudah diketahui betul oleh salah seorang calon penerima, yakni Fahri Hamzah.
Entah dia merasa tidak pantas mendapatkan bintang jasa atau sekedar guyonan yang tidak ada kaitannya dengan silang pendapat penganugerahan Mahaputera Nararya. Fahri Hamzah, tiba-tiba saja berpolah, dengan cara membuat polling kecil-kecilan, di akun twitter miliknya, Rabu (12/8).
Kendati begitu, polling Fahri Hamzah ini langsung dikaitkan oleh warganet dengan rencana panganugerahan dimaksud. Padahal polling yang dibuat Fahri yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gelora ini cukup sederhana.
Fahri cukup bertanya, suka siapa? Sambil menyodorkan dua nama. Yaitu, dirinya dan Fadli Zon.
Dikutip dari Jpnn.com, Hasil akhir dari polling yang diikuti 1.610 netizen itu tampak sangat jomplang. Fadli Zon hanya mendapat 19,1 persen suara. Selebihnya dikuasai Fahri dengan 80,9 persen pemilih.
Kendati begitu, masih dikutip dari Jpnn.com, di kolom komentar, ada netizen yang justru tidak menyukai kedua tokoh yang akan menerima penganugerahan Bintang Mahaputera Nararya dari Presiden Jokowi.
"Suka Jokowi, Ridwan Kamil, Ganjar. Pokoknya yang banyak kerja sedikit nyinyirnya," tulis @ramizut.
Ada juga netizen yang justru memilih selebritis dibanding kedua politikus ini.
"Kalau saya jujur boss, Vanessa Angel walaupun mahal dikit tapi cantik dan bermanfaat, khususnya buat kaum adam boss. *Hidup VANEsSA ANGEL* No Negative thinking, but for Faedah," tulis @trio_raden.
Pada postingan berikutnya, Fahri kembali memposting sebuah foto dirinya bersama Fadli Zon ketika masih muda, dengan dibubuhi sebuah pertanyaan.
"Assalamualaikum. Pagi sahabat. Gantengan mana coba?" tanya @Fahrihamzah.
Sekali lagi, penulis tidak hendak menuduh, apalagi berspekulasi maksud Fahri Hamzah membuat polling dimaksud. Hanya saja, hal tersebut momentumnya persis di saat banyak masyarakat yang mencibir atas rencana pemerintah yang akan memberikan bintang jasa terhadap dirinya dan Fadli Zon.
Satu hal yang cukup menggelitik adalah, salah satu komentar dari Warganet, yang membandingkan duo F ini dengan salah seorang selebritis yang sempat terjerat kasus prostitusi online, Vanessa Angel.
Meski kesannya guyon, namun jika dicermati lebih dalam, merupakan sindiran keras bagi Fahri dan Fadli. Wargananet dimaksud, seolah hendak menegaskan, bahwa memang duo F ini dianggap tidak layak mendapatkan penghargaan, karena faedahnya masih kalah oleh selebritis dimaksud.
Jagat politik tanah air, dipastikan tidak akan asing dengan Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Saat sama-sama menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019 lalu, tak sedikit yang menganggap bahwa keduanya sebagai "macan senayan".
Julukan tersebut disematkan, karena sepak terjang keduanya yang sama-sama vokal. Baik itu saat sidang di DPR RI, maupun ketika mengkritisi pemerintah.
Dalam beberapa kesempatan, keduanya tak segan melontarkan kritik-kritik pedas dan tajam terhadap siapapun yang dianggap tak sejalan dengan apa yang ada dalam pikiran mereka.
Hanya saja, mungkin semakin semangatnya memberikan kritikan, kadang mereka suka kebablasan. Arah kritik jadi tak menentu dan akhirnya terjebak dalam bentuk nyinyiran semata. Ini yang akhirnya membuat kedua orang ini kurang begitu disukai publik.
Padahal, jika kritikan mereka ini benar-benar fokus pada tataran kebijakan, sekaligus dibarengi solusi jitu, penulis rasa akan lain ceritanya.
Bukan tidak mungkin, mereka akan mendapat tempat khusud di hati masyarakat. Karena, sejatinya, pemerintah itu memang butuh orang-orang yang sangat kritis tapi etis. Dan yang terpenting, penganugerahan Bintang Mahaputera Nararya ini tak akan menjadi perdebatan.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H