Karena ganasanya virus asal Wuhan, China ini, terbukti bukan hanya Indonesia yang perekonomiannya terpuruk. Negara tetangga sekelas Singapura juga mengalami hal serupa. Bahkan, negara yang pernah di pimpin oleh Lee Kuan Yew tersebut sudah terjebak dalam jurang resesi ekonomi.
Artinya, jika Ibas membandingkan kondisi ekonomi saat ini yang tengah dihadapkan pada wabah pandemi covid-19 deng masa-masa kepemimpinan SBY, jelas tidak aple to aple.
Kendati begitu, pernyataan yang dilontarkan Ibas adalah haknya. Mungkin apa yang diungkapkannya ini ada muatan politis di dalamnya, yakni ingin menggiring opini masyarakat agar kembali percaya terhadap Partai Demokrat. Wallahu Allam Bishawab.
Namun tanpa sadar, pernyataan Ibas ini malah memancing ingatan publik termasuk saya pribadi, tentang bagaimana bobroknya kader-kader partai berlambang Mercy tersebut sewaktu SBY masih menjabat Presiden RI.
Iya, sudah menjadi rahasia umum, pada saat itu tak terhitung jumlah kader-kader Partai Demokrat yang merupakan wadah Ibas berpolitik, terjebak dalam pusaran kasus korupsi.
Tidak tanggung-tanggung, yang terlibat korupsi dan akhirnya jadi pesakitan di hotel prodeo (Baca : penjara) adalah petinggi-petinggi Partai Demokratnya langsung.
Mereka itu diantaranya adalah mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Malarangeng, dan mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, atas tuduhan kasus korupsi proyek Hambalang. Kemudian ada nama mantan Wakil Sekjen DPP Partai Demokrat, Jero Wacik, yang terlibat dalam kasus korupsi dana operasional menteri. Sutan Bathoegana atas tuduhan kasus korupsi ESDM.
Selain itu, ada nama Muhamad Nazarudin, atas tuduhan kasus pencucian uang dan korupsi Wisma Atlet, dan Angelina Sondakh atas tuduhan kasus korupsi Wisma Atlet.
Kasus-kasus yang melibatkan para mantan petinggi Partai Demokrat ini jelas tidak bisa lagi disangkal, sekaligus membuktikan bahwa SBY kurang mampu membina para kadernya untuk bisa berprilaku jujur dan profesional dalam bekerja.
Dilawan Politisi PDI-P