Sebagai pemenang pemilu 2019 dengan perolehan suara mencapai 19,33 persen atau 128 kursi DPR RI, pasti membuat Puan dan PDI Perjuangan berada di atas angin.
Hanya saja, ada satu kelemahan mendasar yang ada dalam diri Puan Maharani, yaitu berdasarkan hasil beberapa lembaga survei, nilai atau angka elektabilitasnya selalu di bawah alias rendah.
Dikutip dari detikcom, dalam survei terakhir Indikator Politik Indonesia pada Juli 2020, elektabilitas Puan Maharani hanya 2,0%. Angka itu kalah dibanding AHY, bahkan terpaut jauh dari politisi senior PDI Perjuangan lainnya, Ganjar Pranowo yang berada di posisi teratas dengan 16,2%.
Tentunya, jika pada waktunya nanti, nilai elektoral Puan masih tetap rendah, sementara Ganjar terus melejit, bukan tidak mungkin akan menjadi ancaman bagi dirinya untuk maju pada Pilpres 2024 mendatang.
AHY
Pengalaman AHY di dunia politik memang tidak sebanding dengan Puan Maharani. Putra sulung SBY ini baru terjun pada dunia politik saat dirinya diminta keluar dari keanggotaan TNI, untuk kemudian mencalonkan diri pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta tahun 2017. Artinya, AHY menapaki dunia politik praktis baru sekitar tiga tahunan saja.
Meski demikian, posisi AHY yang menjadi Ketum Partai Demokrat kali ini boleh dibilang lebih tinggi dibanding Puan. Ini jelas menjadi keuntungan besar bagi dirinya untuk bisa maju pada Pilpres 2024 nanti.
Dengan kata lain, Partai Demokrat tentu akan mengusulkan kader terbaiknya pada Pilpres 2024 mendatang. Dan kader itu, sudah hampir bisa dipastikan akan jatuh pada AHY.
Maka, sangat wajar demi memuluskan jalannya menuju pencapresan, sejak didaulat menjadi Ketum Partai Demokrat, AHY getol bersilaturahmi ke sejumlah  petinggi partai politik dan tokoh masyarakat.
AHY pernah melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) M Sohibul Iman, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan.