Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KAMI Dibentuk, Ini Respon Ngabalin hingga "Kompor" Fadli Zon

4 Agustus 2020   20:39 Diperbarui: 4 Agustus 2020   20:29 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SEJUMLAH tokoh yang terkenal tukang memberikan kritik pedas terhadap kinerja pemerintah, minggu (2/08/2020) lalu, berkumpul di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, untuk mendeklarasikan terbentuknya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

Dari sekian banyak tokoh yang hadir tersebut, ada beberapa nama yang dalam beberapa waktu belakangan memang kerap wara-wiri di beragam media massa maupun media sosial, demi menyampaikan setiap unek-uneknya untuk "menyerang" pemerintah.

Mereka itu adalah, Rocky Gerung, Muhamad Said Didu, Rizal Ramli, Din Syamsudin dan Refly Harun.

Tidak ada yang salah atas terbentuknya KAMI, karena hal tersebut merupakan hak setiap warga negara untuk berserikat. Hanya saja, membaca dari judul organisasi atau perkumpulan yang dibentuk oleh para tokoh-tokoh nasional tersebut, koq rasanya lebay dan seolah-olah negara Indonesia benar-benar dalam keadaan genting.

Ya, saya juga tidak memungkiri. Dalam beberapa sektor, Republik Indonesia memang sedang dalam posisi terjepit. 

Contoh, masalah ekonomi yang berada di jurang resesi akibat pandemi virus corona atau covid-19, praktik korupsi yang sudah menggurita, sehingga tak sedikit pihak mengatakan, bahwa hal ini sudah seperti budaya bangsa, atau penanganan kasus hukum, yang kerap masih tajam ke bawah dan tumpul ke atas.

Kendati begitu, permasalahan-permasalahan di atas, telah menjadi ranah lembaga atau institusi khusus untuk menanganinya. Artinya, kita sebagai warga masyarakat hanya perlu memastikan, bahwa lembaga-lembaga tersebut mampu bekerja dengan baik.

Namun, kembali lagi apapun yang dibentuk oleh sejumlah tokoh itu adalah haknya. Boleh, jadi ini merupakan wujud cinta dan kasih sayang mereka terhadap bangsa dan negara Indonesia.

Saya hanya berharap, setelah terbentuknya KAMI, arah kritik mereka lebih terarah dan konstruktif. Artinya setiap kontrol atau kritik yang mereka lontarkan benar-benar obyektif, disertai solusi jitu. Dengan begitu, diharapkan bisa bermanfaat bagi pemerintah dan dirasakan maslahatnya bagi kebaikan umat manusia di tanah air.

Kenapa saya harus mengatakan seperti ini?

Pasalnya, sejauh yang saya amati. Kritikan-kritikan yang dialamatkan oleh sejumlah tokoh terhadap pemerintah, kadang kerap menyimpang dari substansi permasalahan. Alih-alih mampu memberikan solusi cerdas, kritikan dimaksud sering kali berubah arah jadi cibiran, nyinyiran yang tendensius. Bahkan, cenderung sarkasme.

Tentu saja, bentuk kritik seperti ini bukanlah hal yang diinginkan pemerintah ataupun masyarakat. Sebab, boro-boro bisa menciptakan kemaslahatan bagi semua pihak, yang ada malah memancing kegaduhan. Sekali lagi, ini sangat tidak kita inginkan.

Namun, saya percaya. Tokoh-tokoh yang tergabung dalam KAMI tidak semuanya hanya bisa memberikan kritik pedas tanpa solusi. Masih banyak tokoh atau orang-orang cerdik cendikiawan yang berdedikasi dan berintelektualitas tinggi serta expert pada bidangnya masing-masing.

Jadi, kritikan yang dilontarkan adalah benar-benar kritik membangun, kritik tepat sasaran, berikut disertai solusi, ide dan gagasan brilian. Aaminn. Sebab, sejatinya, inilah yang dibutuhkan oleh bangsa dan negara Indonesia.

Lalu, bagaimana reaksi tokoh-tokoh lain, atas terbentuknya KAMI?

Sudah barang tentu, pro kontra atas hal tersebut saling bersahutan. Jamak, karena reaksi mereka ini pun tak lepas dari kepentingannya masing-masing.

Bagi yang selama ini kurang suka terhadap pemerintah, berdirinya KAMI pasti akan didukung. Sebaliknya, bagi yang pro pemerintah, boleh jadi malah mencibirnya.

Salah satu tokoh yang turut mengomentari terbentuknya KAMI, adalah Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin. Pria kelahiran Fakfak, Papua Barat, 25 Desember 1968 ini mengatakan, pemerintah akan terbuka dengan terbentuknya koalisi pengkritik ini. Menurutnya, pemerintah dipastikan tak akan mengintervensi.

Bahkan, Ngabalin meminta agar KAMI bisa ikut berperan membantu pemerintah di tengah kondisi pandemi virus corona. Menurut dia, saat ini diperlukan bersama-sama untuk menyelamatkan Indonesia dari ancaman COVID-19. 

"Bahwa saya pastikan Presiden Joko Widodo membuka diri untuk bisa menerima kritik dan masukan dari teman-teman KAMI sepanjang pilihan-pilihan maupun langkah-langkah itu memberikan nuansa baru, untuk kepentingan bangsa dan negara, kepetingan rakyat," kata Ngabalin dalam acara Kabar Petang tvOne yang dikutip  Senin, 3 Agustus 2020. Dikutip dari Viva.co.id.

Respon yang disampaikan Ngabalin yang boleh jadi merupakan refresentasi dari pihak pemerintah, sedikit berbeda dengan apa yang disampaikan oleh politikus Partai Gerindra, Fadli Zon.

Bagi yang memiliki interest terhadap dunia politik, pasti sudah paham, bahwa mantan Wakil Ketua DPR RI ini salah seorang tokoh nasional yang doyan mengkritik pemerintah, bahkan saat partainya telah bergabung dengan koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Maaf, tidak bermaksud untuk menuding, respon yang diungkapkan oleh Fadli Zon, seolah turut "mengkompori" keadaan atas terbentuknya KAMI. Menurut Fadli, koalisi yang dibentuk Rocky Gerung cs ini sangat relevan dengan kondisi negara saat ini.

Disebutkan Fadli, seperti dikutip dari Wartaekonomi.co.id, saat ini Indonesia sedang dalam ketidakpastian dan ketidakjelasan mengenai arah bangsa ke depan. Fadli juga meminta siapa pun untuk jujur melihat kondisi bangsa saat ini.

"Tema 'Selamatkan Indonesia' memang relevan di tengah ketidakpastian dan ketidakjelasan akan ke mana kita menuju. Makin dekat pada cita-cita bangsa atau makin jauh? Mari kita tanya secara jujur pada diri kita masing-masing," tulis Fadli melalui akun Twitternya, @fadlizon, Senin (3/8/2020).

Tentu apa yang diungkapkan Fadli Zon adalah haknya untuk menyatakan pendapat. Hanya saja harusnya dia ingat, bahwa dia itu adalah anggota DPR RI dan partainya bagian dari koalisi pemerintah.

Jadi, tanpa sadar, Fadli sendiri berkontribusi besar atas kondisi negara yang menurutnya penuh dengan ketidak pastian tersebut.

Menurut hemat saya, mestinya Fadli Zon bisa lebih bijak dalam menyampaikan pendapatnya. Jangan kesannya malah jadi "kompor" bagi para pendiri KAMI.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun