Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jauh Sebelum Jadi Presiden, Soeharto Nyaris Dipecat dari Militer, Untung Ada Nama Ini!

3 Agustus 2020   19:15 Diperbarui: 3 Agustus 2020   19:43 3121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah perjalanan nasib manusia, semuanya adalah rahasia Sang Maha Pencipta. Kita tidak bisa membayangkan, apa yang bakal terjadi dengan bangsa dan negara ini sekarang, jika saja saat peristiwa penyelundupan beras tersebut, Soeharto tidak ditolong oleh Gatot Subroto, alias benar-benar keluar dari keanggitan TNI.

Boleh jadi, sejarah tidak akan pernah mengenal sama sekali seorang pria bernama Soeharto. Namanya, saat itu juga mungkin sudah hilang ditelan bumi. Akan tetapi, Sang Maha Pencipta ternyata mempunyai rencana lain dibalik selamatnya Soeharto dari sangsi yang akan diberikan oleh Mayor Jendral Abdul Haris Nasution.

Atas peran dan jasa besar Mayor Jendral Gatot Subroto, Soeharto yang kariernya sudah di ujung tanduk, ternyata mampu membalikan keadaan. Kariernya terus melejit, bahkan akhirnya mampu berkuasa di tanah air hingga hampir 32 tahun lamanya.

Sementara, hal sebaliknya justru terjadi pada mantan atasannya, Ahmad Yani. Beliau yang digadang-gadang bakal cemerlang dalam dunia militer dan politik, nyatanya harus bernasib sangat buruk.

Seperti diketahui, Ahmad Yani yang pangkat militer terakhirnya adalah Letnan Jendral harus menjadi salah seorang korban kebiadaban PKI. Beliau gugur dalam peristiwa pengkhianatan G 30 S PKI tahun 1965. Dan, jasadnya dibuang di Lubang Buaya.

Pun dengan Jedral Abdul Haris Nasution. Meski dirinya selamat dari rencana pembunuhan oleh PKI, tetapi kariernya tidak secemerlang Soeharto. Jabatan tertinggi yang pernah beliau emban adalah sebagai Ketua MPRS. Setelah itu kariernya tamat "dikebiri" Presiden Soeharto, seorang mantan anak buah yang dulu sempat ingin dipecatnya.

Pasca tak menjabat Ketua MPRS, gerak-gerik Nasution terus diawasi dan dibatasi aparat. Selain khotbah Jumat, Kopkamtib juga melarang Nasution pidato di kampus-kampus.

Kesulitan Jendral Nasution kian bertambah setelah dia bergabung ke dalam kelompok Petisi 50, kelompok berisi politisi senior dan purnawirawan jenderal yang berupaya mengoreksi pemerintahan Orde Baru yang dianggap telah melenceng dengan tafsir sepihak atas Pancasila-nya. Kopkamtib langsung mencabut hak politik para anggota Petisi 50 dan mencekalnya, termasuk Pak Nas--panggilan akrab Jenral Abdul Haris Nasution.

Dari sini bisa kita ambil pelajaran, kembali, bahwa hidup adalah rahasiaNya. Keterpurukan hari ini, bukan berarti akan terus menjadi kemalangan di kelak kemudian hari. Pun, sebaliknya.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun