"Sebelum keluar negeri, dia memiliki kebiasaan untuk minta izin kepada leluhurnya. Biasanya dia ke Tampaksiring di Gianyar. Setiap Bung Karno tiga hari di Bali, hari ketiga pasti mendung. Itu semua petani sudah tahu (Kalau tiba-tiba mendung), pasti Bapak (Soekarno) lagi di Bali," katanya.
2. Hujan deras tidak mengguyur jalan yang akan ditapaki Soekarno.
Baca juga : Antara Aturan Birokrasi, "Agama" Kejawen dan Pilar Kebudayaan Nusantara
Ketika kelas tiga SD, Dibia sempat menyambut arak-arakan Presiden pertama Republik Indonesia ini. Dia menyaksikan dengan mata dan kepalanya sendiri bagaimana hujan deras tidak mengguyur jalan yang akan ditapaki Sukarno.
"Waktu itu hujan lebat, luar biasa. Tapi rombongan Presiden yang arak-arakan itu tidak basah. Mereka hanya terpaut kira-kira 20 meter dari hujan," tambahnya.
Demikianlah kekuatan-kekuatam mistis yang dimiliki oleh kedua nama besar yang pernah mempimpin Bangsa dan Negara Indonesia. Benar tidaknya hal tersebut tentunya wallahu alam bishawab. Hanya Gusti Alloh lah yang tahu.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H