Kewibawaan yang selama memerintah dianggap sebagi pengaruh yang membuat orang-orang di sekitarnya tunduk dan masyarakat pun tak ada yang berani menentang, seolah sirna seketika.
Tepatnya pada bulan Mei 1998, Soeharto benar-benar sudah tidak lagi dianggap sebagai sosok yang sangat ditakuti dan disegani. Yang ada, masyarakat muak, marah dan kesal atas prilaku dan cara mengelola pemerintahannya selama menjabat presiden, yang sarat dengan prilaku Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Puncaknya, pada tanggal 21 Mei 1998, kekuasaan Presiden Soeharto benar-benar runtuh. Dia dipaksa lengser oleh ribuan mahasiswa dan masyarakat dari kursi kekuasaannya secara tidak hormat.
Bahkan, setelah beliau meninggal dunia pada tahun 2008 lalu, usulan untuk menjadikannya sebagai pahlawan nasional pun hingga hari ini masih ditolak.
Padahal, terlepas dari segala bentuk penyelewengannya selama memerintah, Soeharto adalah salah seorang yang cukup berjasa bagi bangsa dan negara ini.Â
Bahkan pernah membawa Indonesia pada puncak kejayaan. Salah satu contohnya, membawa Indonesia berswasembada pangan pada tahun 1984 silam.
Meski demikian, inilah realita yang harus ditanggung oleh mantan sang penguasa negeri, yang bernama Soeharto.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H