Pada masa pemerintahan orde baru hanya ada tiga partai politik yang eksis. Ketiga partai itu adalah Golkar, PDI dan PPP. Meski begitu, Golkar adalah partai yang begitu superior pada saat itu, karena dikendalikan langsung oleh Presiden Soeharto. Siapapun Ketua umumnya, yang berkuasa dan segala kewenangannya tetap saja berada dalam genggaman ayah dari Hutomo Mandala Putra tersebut.
Soeharto menggunakan Golkar sebagai kendaraan politik, terutama dalam memenangkan pemilihan umum. Terbukti, partai berlambang pohon beringin ini menang dalam empat kali pemilihan umum selama Orde Baru.
Kunci kemenangan Golkar pada masa orde baru adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan militer. Iya, seluruh PNS dan segenap karyawan yang bernaung dalam lembaga pemerintahan dianggap sebagai anggotanya. Pun dengan tokoh-tokoh militer senior diberi kesempatan untuk melenggang mulus ke dalam institusi atau lembaga politik dan birokrasi sipil.
Dengan begitu, jamak jika Golkar benar-benar menjelma sebagai partai politik yang sangat dominan, bahkan cenderung superior. Sementara dua partai lainnya, PDI dan PPP hanya dijadikan partai pelengkap penderita. Ibarat kata, partai politik hanya dianggap sebagai kedok bahwa negara Indonesia merupakan negara yang menjungjung tinggi demokrasi di mata dunia internasional.
Dengan taktik dan strategi politiknya ini, Presiden Soeharto benar-benar menjadi pimpinan negara yang super power, sulit untuk dijatuhkan, hingga akhirnya mampu berkuasa selama hampir 32 tahun lamanya.
Dibentengi Kekuatan Mistis
Kendati begitu, kekuatan politik dan militer yang sengaja untuk membentengi kekuasaan Soeharto dipercaya bukan satu-satunya alasan yang membuat kekuasaan Presiden Soeharto begitu kuat dan bertahan lama. Dengan artian, ada kekuatan lain yang kasat mata, yang membantu Soeharto dalam menjalankan roda pemerintahannya.
Kekuatan apa yang dimaksud dengan hal kasat mata tersebut?
Bukan rahasia umum, Presiden Soeharto adalah salah seorang pemimpin negeri yang taat menjadikan budaya leluluhur Jawa sebagai pedoman hidupnya. Sebagai seorang kelahiran Jawa, Presiden Soeharto diyakini seorang penganut ilmu kejawen yang taat.
Kejawen adalah sebuah ilmu dari masyarakat Jawa, yang dipandang memiliki ajaran-ajaran utama untuk membangun tata krama atau aturan dalam berkehidupan sosial yang baik.
Berdasarkan naskah-naskah kuno Jawa, kejawen juga identik dengan hal-hal yang berbau animisme, dinamisme atau perdukunan. Oleh karenanya, orang yang menganut ilmu kejawen tidak bisa dipisahkan dengan hal-hal yang berbau mistis. Termasuk, Presiden Soeharto.