Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Denny Siregar Gandeng Otto Hasibuan, Berani atau Adu Gengsi?

18 Juli 2020   22:45 Diperbarui: 18 Juli 2020   22:51 1324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Schreesot twitter denny siregar

Pertarungan besar membutuhkan kekuatan besar. Dan Prof @ottohsb adalah Panglima perang yang tepat untuk pertarungan besar ini.

Kalau @jokowi bilang, "Kita bikin rame !"

NARASI di atas adalah cuitan pegiat media sosial (Medsos), Denny Siregar di akun twitter pribadinya.

Maksud kata "pertarungan besar" dalam cuitannya tersebut, sepertinya adalah terkait rencana gugatan dirinya terhadap perusahaan provider besar dan terkenal di tanah air, Telkomsel.

Iya, belum lama ini viral di medsos, bahkan cukup ramai juga di wartakan beberapa media mainstream tanah air. Data pribadi Denny Siregar dibobol oleh seorang karyawan outsourcing. Kemudian, data pribadi dimaksud diekspose oleh akun Opposite, di twitter.

Schreesot twitter denny siregar
Schreesot twitter denny siregar
Si pembobol data pribadi Denny, tak lama berselang berhasil diamankan pihak kepolisian. Tinggal si pemilik akun Opposite, yang saat ini masih dalam pencarian. 

Akan tetapi, permasalahan tidak cukup selesai sampai di situ. Pasca menyebarnya data pribadi pria yang kerap wara-wiri di dunia maya itu, kehidupan pribadi dan keluarganya mulai terusik.

Denny, dalam beberapa kesempatan mengaku, bahwa dirinya bersama keluarga sering mendapat teror dari oknum-oknum tak dikenal. Maka, dia pun berencana akan pindah rumah dan memindahkan tempat sekolah anaknya.

Jelas, dengan bobolnya data diri, kemudian disusul dengan adanya ancaman atau teror, merupakan kerugian besar bagi pria yang kerap disebut panglima cebong ini.

Untuk itu, Denny pun memutuskan membawa kasus ini ke ranah hukum. Dia merasa keterlibatan karyawan outsourcing adalah bagian kecil.

Pria yang merupakan pendukung garis keras Presiden Jokowi ini menduga ada keterlibatan orang-orang besar Telkomsel dalam kasus kebocoran data dirinya.

Karena itu, Denny Siregar pun menggandeng kuasa hukum, untuk membantu dirinya membongkar kontruksi kasus yang sedang dia hadapi.

Awalnya, Denny menggadeng Muanas Alaidid. Tapi, tak lama kemudian, niat pria kelahiran 1973 ini tidak main-main. Denny pun lalu menyewa pengacara kondang, Otto Hasibuan.

Ketenaran Otto memang tak perlu diragukan lagi. Terutama saat dirinya menjadi kuasa hukum Jessica Kumala Wongso, pada tahun 2017 lalu. Jessica adalah seorang pembunuh Wayan Mirna Salihin. Untuk kemudian, kasus ini dikenal dengan kasus kopi sianida.

Namun, dalam kasus ini, Otto tak mampu berbuat banyak. Jessica tetap saja divonis 20 tahun kurungan penjara.

Berani atau Adu Gengsi?

Atas bocornya data pribadi Denny Siregar, saya pribadi tidak pernah berani menganggap bahwa kasus ini sederhana. Pasalnya, data pribadi adalah wujud privacy seseorang yang benar-benar harus dilindungi dengan sebaik mungkin.

Terlebih, jika hal ini terus dibiarkan, maka tak menutup kemungkinan akan terjadi lagi kasus denny-denny Siregar berikutnya.

Maka, sangat beralasan untuk mampu membongkar kasus tersebut dibutuhkan pengacara yang memiliki segudang pengalaman, seperti halnya Otto Hasibuan.

Hanya saja, saya jadi kepikiran. Bukan rahasia umum, jika Denny adalah salah seorang pendukung garis keras Presiden Jokowi berikut pemerintahannya.

Dan, Telkomsel seperti diketahui adalah anak perusahaan dari PT. TelkomIndonesia, yang mayoritas kepemilikan sahamnya adalah pemerintah. Pun dengan komisaris utama dan petingginya juga orang-orang pemerintah.

Dengan posisi seperti ini, apakah sebenarnya Denny Siregar itu berani ingin menggugat Telkomsel, atau hanya ingin adu gengsi semata.

Jika berani, berarti dia akan berhadapan dengan pihak pemerintah. Pihak yang selama ini selalu dipuja dan dipujinya.

Dan, jika gugatan ini pada akhirnya benar-benar terjadi serta memang serius dalam segala tahapan proses gugatannya. Bukan tidak mungkin, Denny yang selama ini dianggap "bumper" pemerintah yang ada di luar ring, malah jadi pihak bersebrangan. Saya rasa, ini akan sangat merugikan Denny sendiri.

Bahkan, Denny yang selama ini dianggap "sakti" karena selalu bisa lolos dari jeratan kasus hukum, diduga kuat karena kedekatannya dengan orang-orang pemerintahan, bisa jadi hilang begitu saja.

Atau, apa yang dilakukan Denny ini hanya sebatas adu gengsi semata. Sebab, dia sudah terlanjur berkoar-berkoar, baik di media twitter atau saat diwawancara awak media, bahwa dia tetap akan menggugat kasus ini dan ingin membongkar siapa dalang di balik semua kasus yang menimpanya.

Tentu saja, jawabannya ini hanya pihak Denny sendiri yang mengetahui persis. Meski, secara pribadi, saya sendiri menginginkan agar gugatan Denny ini benar-benar serius.

Kenapa?

Karena, saya ingin Telkomsel mendapat pelajaran berharga, sehingga  kedepannya tidak ada lagi pelanggan Telkomsel yang dibocorkan data pribadinya.

Terlepas dengan rasa penasaran saya tentang gugatan Denny Siregar terhadap Telkomsel. Kuasa hukum Denny, Muanas mengaku, bahwa pengungkapan kasus bocornya data pribadi kliennya tidak akan berhenti hanya sampai penangkapan  pegawai outsourching Telkomsel.

"patut diduga untuk membuka data pribadi pada perusahaan provider juga butuh otoritas khusus dari pimpinan, karena sifatnya yang rahasia, untuk itu karena provider telkomsel adalah bagian dari BUMN perlu ada evalusi internal untuk bersih-bersih," ucap Muannas, dalam konferesni pers di di kantor hukum Otto Hasibuan & Associates. Jalan Gajah Mada, Jakarta, Jumat (17/7/2020). Liputan6.com.

Menurutnya, Denny siregar, menjadi contoh korban yang datanya diambil dan disebarkan di sosial media dengan motif intimidasi dan teror.

"Bukan tidak mungkin kejadian denny siregar akan dialami oleh pengguna provider telkomsel yang jumlahnya hampir 160 juta pelanggan lain dengan motif lain penipuan dan sebagainya," ucap Muannas.

Masih dikutip Liputan6.com, dia mengatakan, kasus pembocoran data pribadi yang melibatkan perusahaan besar tidak dapat dipandang sebagai kejahatan yang dilakukan oleh orang perorang secara pribadi, harus ada pemeriksaan dan tanggung jawab korporasi yang mendalam.

Untuk itu, Muanas meminta, agar pihak Telkomsel tidak mengganggap masalah ini secara sederhana. Pasalnya kebocoran data menyebabkan adanya teror orang tak dikenal yang datang ke rumah Denny Siregar.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun