Keputusan tersebut diambilnya sewaktu dirinya menjabat pelaksana tugas Menteri Perhubungan (Menhub) menggantikan Budi Karya Sumadi yang istirahat karena positif Covid-19.
Dalih Luhut, atas keputusannya itu karena belum ada kajian dampak ekonomi dari penghentian operasional bus-bus tersebut.
Atas segala dominasinya ini, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, sempat menyebut, bahwa segala tindakan Luhut tak ubahnya "The Real President".
Tak hanya itu, karena dominasinya tersebut, Luhut juga disebut-sebut sebagai tameng atau bumper Presiden Jokowi dari segala tekanan politik. Baik dari pihak perorangan maupun parlemen.
Itulah sedikit cerita Luhut, sehingga dirinya disebut sebagai menteri yang memiliki pengaruh besar di kabinetnya Jokowi.
Namun, perlahan tapi pasti, sepertinya peranan atau dominasi Luhut ini mulai dikurangi oleh Presiden Jokowi. Peranan itu mulai dialihkan terhadap Menhan Prabowo Subianto.Â
Setidaknya, seperti saya bilang di atas. Prabowo Subianto ditunjuk oleh Presiden Jokowi untuk mengelola program food estate atau lumbung pangan.
Karpet Merah untuk Prabowo
Saya rasa, penunjukan Prabowo sebagai pengelola lumbung pangan nasional, bukan sesuatu yang kebetulan. Akan tetapi sudah dipersiapkan dengan matang sebelumnya oleh Presiden Jokowi.
Dalam hal ini, saya berani menyebutnya, bahwa Presiden Jokowi tengah mempersiapkan "karpet merah" untuk kepentingan politik Prabowo kedepannya.
Seperti banyak diwartakan oleh beragam media mainstream, Menhan Prabowo Subianto yang juga merupakan Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra, salah satu kandidat yang bakal maju pada Pilpres 2024 mendatang.