Namun, jurus "silat lidah" yang dikeluarkan Anies kali ini tak "sakti" lagi. Apa yang diungkapkannya kali ini hanya dianggap klise dan omong kosong semata.
"Sekarang gini mereklamasi untuk apa dulu? Dijelaskan dulu, mau ngapain? Jangan-jangan nanti cukong-cukong lagi yang berkuasa di situ, cukong-cukong lagi yang punya proyek di situ," kata Ketua Fraksi Golkar DPRD DKI, Basri Baco kepada wartawan, Sabtu (11/7/2020). Detikcom.
Basri menilai tak ada korelasinya antara rencana reklamasi banjir dengan pencegahan banjir. Sebab, kata dia, pengerukan sungai dan waduk juga sebelumnya sudah dilakukan sebelum zaman Anies.
Akankah Anies mengeluarkan kembali jurus-jurus "silat lidahnya" saat "pembelaannya" tak lagi dianggap? Atau, masih ada jurus "silat lidah" lainnya?
Kita lihat saja kedepannya. Yang pasti, jurus "silat lidah" Anies tentang alasan reklamasi kali ini sudah tidak "sakti" lagi.
Jika, protes warga dan "gempuran" kritik dari anggota DPRD DKI Jakarta tidak bisa diantispasi dengan baik, bukan tidak mungkin elektabilitasnya akan terus merosot.
Sebab, seperti saya bilang tadi, bahwa naik turunnya elektabilitas bukan ditentukan oleh kepiawaian bermain narasi. Akan tetapi, harus dibuktikan dengan aksi dan bukti. Alias kinerja yang benar-benar bisa dirasakan manfaatnya oleg publik.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H