Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jurus "Kelit" Anies Saat Ditanya Kalah Elektabilitas oleh Ganjar Pranowo

6 Juli 2020   00:30 Diperbarui: 6 Juli 2020   00:33 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

GUBERNUR DKI Jakarta, Anies Baswedan sempat beberapa bulan menduduki rating tertinggi dari segi elektabilitas dibanding dengan para kepala daerah yang digadang-gadang bakal maju pada Pilpres 2024.

Berdasarkan hasil beberapa lembaga survey, elektabilitas mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini hanya kalah dari Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, yang memang sejauh ini masih belum bisa dikudeta oleh para kandidat lainnya.

Jamak, jika popularitas serta elektabilitas mantan Danjend Kopasus tersebut selalu menempati posisi puncak. Pasalnya, sebagaimana diketahui, dia bukanlah orang baru di dunia politik tanah air.

Sebelum bergabung dengan koalisi pemerintah dan menjabat sebagai Menhan, Prabowo pernah tiga kali terlibat langsung dalam kontetasi Pilpres.

Pertama terjadi pada tahun 2009, saat dirinya menjadi calon wakil presiden mendampingi Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Kemudian, dua kali Prabowo menjadi rival utama Presiden Jokowi. Yakni, pada Pilpres 2014 dan 2019.

Dari sini saja sudah pasti nama putra begawan ekonomi tanah air, Soemitro Djohadikoesoemo ini sudah banyak dikenal masyarakat luas. Bahkan, saat dirinya diangkat jadi Menhan, semakin memperkuat posisinya di kancah politik nasional. Terlebih, tingkat kepuasan masyarakat atas kinerjanya di kementrian yang dia pimpin boleh disebut cukup memuaskan.

Namun, di saat Prabowo Subianto konsisten dengan selalu menempati puncak elektabikitas, nama Anies Baswedan yang sebelumnya diprediksi akan mampu bertahan di atas para kepala daerah lainnya, nyatanya harus rela digeser.

Ya, berdasarkan hasil survey Indikator Politik Indonesia (IPI), elektabilitas mantan Rektor Universitas Paramadhina Jakarta ini berhasil disalip oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Dalam hal ini elektabilitas Ganjar yang pada bulan Februari 2020 hanya 9,1 persen naik menjadi 11,8 persen di bulan Mei, tahun yang sama. Hasil ini menempatkan politisi PDI Perjuangan ini di posisi kedua di bawah Prabowo.

Sementara Anies, yang bulan Februari berada di angka 12 persen justru turun menjadi 10 persen tiga bulan kemudian. Akibatnya, dia harus turun ke posisi tiga di bawah Ganjar Pranowo.

Disebut, naiknya elektabilitas Ganjar Pranowo dan Kepala Daerah lainnya seperti Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, disebabkan lebih memiliki banyak waktu untuk "tampil" di depan publik.

Sementara Anies dinilai lebih banyak bekerja di belakang meja dan ditambah lagi dengan semrawutnya pendistribusian bantuan sosial (bansos) terhadap masyarakat terdampak pandemi virus corona atau covid-19.

Lalu apa reaksi Anies Baswedan menanggapi "kekalahannya" dari Ganjar Pranowo?

Seperti biasa, Anies adalah sosok yang dikenal dengan kepiawaiannya beretorika lewat olah kata atau narasinya yang jempolan. Tak jarang, dengan jurus "kelit" lewat narasinya ini mampu meyakinkan para pendengarnya.

Seperti pada program Zoom-In tvOne pada Sabtu (4/7/2020), Anies Baswedan dimintai tanggapannya atas turunnya elektabilitas dia dan di salip oleh Ganjar Pranowo.

Benar saja, Anies memang mampu menjawab semua pertanyaan tersebut dengan lugas lewat perumpamaan dan retorika yang dia ucapkan.

Dikutip dari Tribunnews.com, Anies mengibaratkan survey tersebut seperti meramalkan cuaca tahun 2022.

"Ini sekarang tahun berapa ya? Tahun 2020, ini kan nulis 2024 ngetes surveynya sekarang," katanya.

Masih dikutip Tribunnews.com, mendengar jawaban dari Anies, pembawa acara Wahyu Muryadi mengatakan bahwa politik tentu berbeda dengan ramalan cuaca.

Meski begitu, Anies tetap menganggap bahwa survey tersebut masih belum berpengaruh banyak untuk Pemilu 2020.

"Tapi kan waktunya masih lama sekali," kata Anies, sambil mengaku, untuk saat ini masih fokus memikirkan Jakarta.

Lebih lanjut, Anies mengaku belum mau membahas terlalu jauh yang berhubungan dengan politik. Karena ada hal yang lebih penting yakni berkaitan dengan penanganan Virus Corona di Ibu Kota.

"Lha kita-kita semua ini sekarang masih fokus ngurusin wilayahnya masing-masing, saya ngurusin Jakarta, Ganjar ngurusin Jawa Tengah," terang Anies.

"Tapi kan kemarin enggak, saya diminta-minta juga enggak mau, yang politik-politik nanti dah," imbuhnya.

"Kira-kira gini, lha belum azan masa iqomah, salat, ada tahapannya," pungkasnya.

Tuh, kan. Anies Baswedan selalu mampu berkelit dan menjawabnya dengan lugas serta bisa diterima secara akal sehat.

Memang benar apa yang dikatakan Anies, bahwa kontestasi Pilpres 2024 masih cukup lama. Itu artinya, hasil survey Indikator Politik Indonesia atau lembaga-lembaga survey lainnya masih berpotensi besar untuk berubah.

Ya, bisa jadi dalam empat tahun kedepan elektabilitas Anies melejit meninggalkan para kandidat lainnya. Atau juga mungkin malah sebaliknya, tingkat elektoralnya malah lebih merosot.

Hal ini tentu saja tergantung dari kinerja Anies dan tingkat kepuasan masyarakat terhadap apa yang dia lakukan.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun