Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Freelancer - Serabutan

Ikuti kata hati..itu aja...!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sulit Bagi Sandiaga Uno Jadi Menteri karena Alasan Politik, Ahok?

4 Juli 2020   18:41 Diperbarui: 4 Juli 2020   18:39 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

IBARAT bola salju, ancaman reshuffle kabinet dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada sidang kabinet paripurna, Kamis (18/06/2020), kian hari kian membesar. Dampaknya terus melebar kemana-mana.

Sejumlah nama terus dikait-kaitkan seiring berkembangnya ancaman perombakan kabinet tersebut. Baik itu dari petahana menteri yang layak di reshuffle, maupun nama-nama dari luar yang dipandang layak mengisi jabatan menterinya Jokowi.

Nama-nama menteri yang digadang-gadang layak direshuffle menurut pandangan beberapa pengamat politik tanah air tersebut diantaranya ada nama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasona Laoly, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko ekonomi) Airlangga Hartarto dan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki.

Beberapa nama dari luar yang dipandang layak menjadi menteri pun mulai berseliweran. Salah satu yang cukup menjadi perhatian adalah Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno.

Karena latar belakangnya sebagai pengusaha dan belakangan tengah intens bergerak di bidang usaha kecil dan menengah, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini dipandang layak menggantikan posisi Teten Masduki sebagai Menteri Koperasi dan UKM.

Pasalnya, mantan penggiat Indonesian Corupption Watch (ICW) tersebut dianggap underperformance atau kurang berkualitas. Teten yang semestinya berada paling depan menggerakan usaha kecil dan menengah di masa pandemi virus corona atau covid-19, malah seolah tidak jelas program dan gebrakannya.

Memang sejak awal pelantikan Kabinet Indonesia Maju (KIM) tidak sedikit yang mempertanyakan kualitas Teten saat ditempatkan pada posisi Menteri Koprasi dan UKM, mengingat dirinya lebih dikenal sebagai penggiat anti korupsi.

Kekhawatiran tersebut mendekati kebenaran. Teten seolah bingung hendak berbuat apa guna meningkatkan usaha masyarakat kecil di tengah-tengah masa pandemi covid-19.

Apakah Sandiaga Uno akan mampu menjalankan tugasnya dengan baik jika ditugaskan pengganti Teten? 

Belum tentu juga. Tapi setidaknya sebagai sosok yang berlatar belakang pengusaha serta getol menggerakan UMKM, sebagian kalangan berpandangan bahwa Sandiaga akan cukup mampu mengemban tugas tersebut.

Pertanyaannya kemudian, apakah Sandiaga Uno akan melangkah mulus menuju kursi kabinet?

Dipandang dari segi kualitas, boleh jadi, Sandiaga punya peluang dan cukup mumpuni serta tidak akan menemui hambatan berarti jika diberi amanat untuk menjabat sebagai Menteri Koprasi dan UKM.

Hanya saja jika dipandang dari kacamata politik, langkah mantan calon wakil presiden ini diperkirakan bakal mendapat batu sandungan dari internal partainya sendiri, Gerindra. 

Pasalnya Sandiaga Uno disebut-sebut juga punya keinginan maju sebagai capres atau cawapres di 2024 nanti

Bahkan pengamat politik dari Universitas Al Azhar Jakarta Ujang Komarudin menilai akan sulit bagi Sandiaga Uno masuk dalam jajaran menterinya Presiden Jokowi.

"Sandi itu kader Gerindra. Sulit saat ini bagi Sandi jadi menteri. Karena Gerindra kemungkinan tak akan merekomendasikannya," kata Ujang, Jumat, 3 Juli 2020. Dikutip dari Tagar.id.

Ujang merujuk pada kompetisi dalam bursa calon presiden 2024. Ia menilai pendiri perusahaan PT Saratoga Advisor itu juga ingin bertarung di pemilihan presiden (Pilpres) 2024 padahal Gerindra masih berniat mengusung ketua umumnya, Prabowo Subianto.

Jika Sandi masuk dalam kabinet, mantan Wakil Gubernur Jakarta ini dapat menjadi ancaman bagi Prabowo yang kini menjabat menteri pertahanan. Popularitas dan tingkat elektabilitas Sandiaga bisa saja menyingkirkan Prabowo dalam bursa capres.

"Prabowo juga sebagai ketum Gerindra akan maju. Jika Sandi jadi menteri, itu akan jadi saingan bagi Prabowo. Jadi, jika ada reshuffle Sandi tak akan masuk," tuturnya.

Saya sepakat dengan analisa Ujang. Memang tidak bisa dipungkiri, dengan masuknya Sandiaga Uno dalam jajaran kabinet presiden Jokowi akan sangat mengancam elektabilitas "majikan partainya" Prabowo Subianto.

Ini jelas akan sangat dihindari oleh seluruh kader partai yang menginginkan mantan Danjend Kopasus tersebut maju pada Pilpres 2024.

Nasib Sandiaga Uno ini tak akan lebih baik dari Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono. Jika AHY diberi panggung berupa jabatan menteri, juga diperkirakan akan bisa menjadi ancaman serius bagi kandidat lain yang ada dalam lingkaran koalisi pemerintahan Jokowi.

Peluang Ahok

Selain Sandiga Uno, ada juga nama Komisaris Utama (Komut) Pertamina, Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok.

Bahkan menurut rumor yang berkembang, nama mantan Gubernur DKI Jakarta ini akan menggantikan jabatan Menteri BUMN, Erick Tohir yang konon kabarnya pindah menjadi Menteri Perdagangan.

Hanya saja, menurut hipotesa sederhana saya, langkah Ahok juga tidak akan mulus-mulus amat. Sebabnya apalagi kalau bukan karena musuh bebuyutannya, kelompok Persaudaraan Alumni (PA) 212.

Seperti diketahui, Ahok dengan PA 212 ibarat Tom and Jerry yang tidak pernaa akur. Saya rasa, jika wacana Ahok jadi menteri terus berkembang, maka aksi penolakan akan datang dari kelompok ini.

Contoh terdekat saja, saat Ahok digadang-gadang akan diangkat menjadi Direktur Utama (Dirut) Pertamina, PA 212 langsung bereaksi. Isu yang dilontarkan masih itu-itu saja.

Yakni tentang mantan narapidana akibat kasus penistaan agama dan dugaan korupsi sewaktu masih menjabat Gubernur DKI Jakarta. Meski belum jelas, kasus korupsi apa yang dimaksud.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun