Tak sedikit yang kaget. Pasalnya dalam unggahan video itu dapat dengan jelas kita saksikan bahwa Presiden Jokowi begitu marah terhadap para pembantunya.
Orang nomor satu di negara ini tak segan menilai para menterinya tidak memiliki sense of crisis dan masih bertindak biasa-biasa saja di masa pandemi virus corona atau covid-19. Sehingga akhirnya munculah narasi pembubaran lembaga dan reshuffle.
Picu Beragam Spekulasi
Pernyataan Reshuffle dari Presiden Jokowi tak urung memicu beragam spekulasi di kalangan publik, terutama para pengamat politik. Mereka lantas mengadang-ngadang siapa saja menteri yang layak direshuffle.
Sejauh ini tak kurang dari 5 nama menteri yang dalam pandangan para pengamat politik layak di reshuffle. Baik itu menteri dari kalangan tekhokrat atau profesional dan kalangan politisi.
Benar tidaknya analisis para pengamat tersebut, tentu semuanya bakal bermuara pada keputusan Presiden Jokowi, sebagai orang yang mempunyai kendali penuh atas reshuffle dimaksud. Satu hal yang pasti, dimana ada reshuffle, jelas bakal ada calon penggantinya.
Hal ini pula menjadi topik diskusi cukup menarik bagi publik dan pengamat politik. Siapa kira-kira nama-nama yang akan menggantikan menteri-menteri yang direshuffle.
Rupanya, para calon pengganti ini dalam pandangan para pengamat tidak hanya datang dari kader partai pendukung yang tergabung dalam koalisi pemerintahan.Â
Tapi, juga tidak menutup kemungkinan datang dari partai politik yang sebelumnya berada di barisan oposisi.
Sejauh ini, dalam hipotesis sederhana saya, ada dua partai yang berpotensi siap bergabung dengan koalisi pemerintah jika memang ditawari oleh Presiden Jokowi. Kedua partai itu adalah Partai Amanat Nasional dan Partai Demokrat.
Partai berlambang matahari terbit justru cukup percaya diri bergabung jika tawaran itu ada. Bahkan, mereka siap mengirimkan salah satu kader terbaiknya untuk duduk di kabinet. Kader tersebut namanya Mumtaz Raiz.