Sebut saja, jumlah kenaikan kasus positif covid-19 yang belum bisa ditekan dengan maksimal.Â
Juga, pembagian Bantuan Sosial (Bansos) bagi warga yang terdampak juga tak sedikit ditemukan masalah. Seperti data penerima bantuan yang dobel, kurang tepat sasaran serta kisruh yang terjadi antara Aniea dengan 3 menteri Jokowi.
Yaitu, Menteri keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara dan Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi.
Nah, boleh jadi berdasar keberhasilan Ganjar dan Ridwan Kamil tentang penanganan pandemi inilah, kedua pimpinan daerah tersebut diundang dalam acara webinar bersama Burhan Muhtadi.
Sebaliknya, Anies tidak diundang karena mungkin dianggap tidak cukup sukses dalam penanganan pagebluk di wilayah kerjanya menurut versi IPI.
Nyatanya, elektabilitas Anies dalam beberapa bulan lamanya hanya kalah oleh Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subanto, kini justru harus rela disalip Ganjar Pranowo.
Tak Bisa Jaga Momentum
Sebenarnya dengan adanya pandemi covid-19, Anies Baswedan sempat seperti terlahir kembali. Dosa-dosanya atas masalah terdahulu seperti banjir dan revitalisasi monas seolah sirna dengan kesigapan dan ketegasan Anies dalam penanganan pagebluk asal Wuhan, China tersebut.
Segala puja-puji datang dari masyarakat dan warganet. Bahkan, seorang Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga tak luput memberikan apresiasinya.
Sayang momentum bagus itu tidak bisa dipertahankan dengan baik. Karakteristik kepemimpinan Anies yang cenderung asal beda kembali muncul, akibatnya beberapa kali dia harus silang pendapat dengan menteri-menterinya Jokowi.
Bahkan, kebiasaan Anies dalam membangun retorika lewat narasi-narasinya yang terkenal piawai ini juga tampak lagi. Hampir tiap hari, Anies menggelar konfrensi pers tentang perkembangan terakhir pandemi covid-19 yang terjadi di wilayahnya