"Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdo'a kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya" (QS. Yunus: 12).
SALAH satu ayat Al-Quran di atas jelas merupakan tamparan atau sindiran bagi kita umat manusia, yang memang tak bisa dipungkiri hanya mengingat Allah dikala hati sedang gundah gulana, jiwa diterpa segala marabahaya, lalu terpojokan pada posisi yang teramat sulit.
Siapa manusia itu? Tidak akan munafik, penulis adalah salah satunya. Namun begitu, pada kesempatan kali ini tak elok kalau penulis harus membuka aib pribadi.
Sebelumnya maaf!. Dalam kesempatan ini penulis ingin menceritakan kehidupan seseorang yang selama ini sangat dekat dalam kehidupan penulis.Â
Dia adalah mantan anggota DPRD Sumedang dua periode berturut-turut. Yakni, 2009-2014 dan 2014-2019. Sayang pada pemilihan anggota legeslatif untuk periode 2019-2024, dia tak terpilih lagi.
Siapa dia? Tentu saja tidak akan penulis sebutkan identitas dirinya. Dalam hal ini cukup penulis sebut Mr. Y.
Semenjak tidak lagi menjadi anggota dewan, si Mr. Y ini kerap berkomunikasi dan bahkan sering singgah ke rumah sekedar untuk bertukar pikiran. Sesekali juga berdiskusi tentang konstalasi politik lokal Sumedang. Maklum, dia adalah mantan anggota dewan.
Setelah lebih dari tiga kalinya datang ke rumah dan banyak mengobrol. Penulis baru sadar bahwa ada perubahan sangat mendasar dari Mr. Y ini.
Dia yang biasa seenaknya kala berbicara bahkan cenderung kurang sopan dalam bersikap (menurut ukuran penulis), serta suka pamer kesuksesan diri meski dikemas dengan gaya yang tampaknya seolah tidak sedang menonjolkan kelebihannya.Â
Saat terakhir bertemu semua itu nyaris tak terlihat lagi.
Awalnya heran saja. Namun lama kelamaan, rasa penasaran penulis tak mampu dibendung. Maka diputuskan untuk bertanya.