Mohon tunggu...
Semprianus Mantolas
Semprianus Mantolas Mohon Tunggu... Jurnalis - Pecandu Kopi

Baru belajar melihat dunia, dan berusaha menyampaikannya melalui simbol (huruf)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hatta Bapak Koperasi, Bukan Pendiri Koperasi

12 Agustus 2016   16:35 Diperbarui: 13 Agustus 2016   03:11 6086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tak mengenal Mohammad Hatta? Salah satu pahlawan nasional Indonesia sekaligus Bapak Proklamasi. Moh. Hatta lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukit Tinggi. Di tempat inilah Hatta kecil ditempa hingga menjadi seperti sekarang yang kita kenal. Ada hal yang menarik dari kehidupan Hatta, dimana dia menunjukan kekonsistenannya dalam dunia pergerakan mulai dari masih MULO (Meer Uitgebreid Laager Onderwijs/ sekolah belanda setara SMP). Hingga pada munculnya perkumpulan-perkumpulan pemuda pada tahun 1916 seperti jong Java, jong Sumatranen Bond, jong Minahasa, dan jong Ambon, Hatta muda memilih bergabug dengan jong Sumatranen Bond. Dari sinilah awal karier Hatta.

Saat bergabung dengan jong Sumatranen Bond, Hatta ditunjuk sebagai bendahara. Dengan menjabat sebagai bendahara, ia baru menyadari bahwa keuangan sangat penting bagi sebuah perkumpulan. Tidak hanya itu saja, ia juga menyadari bahwa sumber uang yang berasal dari iuran anggota ataupun sumbangan dari luar hanya mungkin lancar bila para anggotanya memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin. Tanggung jawab dan displim inilah yang akhirnya menjadi cikal bakal gaya koperasi ala Hatta. 

Konsern Hatta dibidang ekonomi dan keuangan tidak berhenti pada perkumpulan pemuda. Saat sekolah di Belanda (1921), Hatta juga memilih ekonomi (handels economie) sebagai basicnya pada Handels Hogeschool (kelak sekolah ini disebut sebagai Economische Hogeschool, saat ini dikenal sebagai Universitas Erasmus Rotterdam). Tidak sampai di situ saja, pada tahun 1923 Hatta juga menjadi bendahara sekaligus pengasuh pada majalah Hindia Putera, yang kemudian pada tahun 1924 berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.

Selain kesukaannya pada Ekonomi, Hatta juga tertarik pada dunia politik. Menurut tokohindonesia.com yang merilis tentang Mohammad Hatta menuliskan bahwa pada tahun 1925 Hatta melanjutkan studinya dengan memilih jurusan hukum negara dan hukum atministrasi. Dan tentu saja pilihan tersebut adalah titik terang bagi kariernya. Pada 17 Januari 1926, Hatta terpilih menjadi ketua PI (Perhimpunan Indonesia) dan lagi-lagi dalam pidatonya Hatta menyampaikan mengenai struktur ekonomi pada masa itu dengan judul "Economische Wereldbouw en Machtstegenstelligen" -Struktur Ekonomi Dunia dan Pertentangan Kekuasaan.

Bapak Koperasi

Banyak orang mengira bahwa Hatta merupakan pendiri koperasi di Indonesia, dan saya yakin mayoritas masyarakat mengakui hal tersebut. Maaf pikiran tersebut harus saya katakan salah! Hatta bukanlah pendiri koperasi di Indonesia, tetapi benar bahwa dia adalah Bapak Koperasi Indonesia. Penghargaan Bapak Koperasi diberikan kepadanya pada tanggal 17 Juli 1953 adalah karena usaha dan aktivitasnya dibidang koperasi yang begitu besar pada masa itu, dengan menulis buku mengenai koperasi, mengisi seminar-seminar di Lembaga Perguruan Tinggi (lihat Bapak Koperasi Indonesia). 

Lalu siapakah pendiri koperasi di Indonesia?

Dalam buku karangan Mohammad Hatta yang berjudul "Meninjau Masalah Koperasi" yang diterbitkan pada tahun 1954, di halaman 6 Hatta menuliskan bahwa sejarah koperasi di Indonesia dimulai dari kota kecil di Purwakerto. Dimana pada tahun 1896, di kota tersebut telah didirikan sebuah koperasi yang disebut dengan "Hulp- en Spaarkbank oleh De Wolf Van Westerrode (Belanda) yang kemudian dirubah menjadi Poerwokertosche Hulp yang anggotanya pada saat itu adalah para petani.

Bila dilihat di tahun 1930, Hatta masih berada di Belanda (sekolah) dan baru kembali ke tanah air pada bulan Juli 1932. Sedangkan Jumlah koperasi pada tahun 1930 sebanyak 89 koperasi dengan jumlah anggota sebesar 7.848 orang (Hatta 1954, hal 8). Peningkatan koperasi di Indonesia terus terjadi. Bahkan pada tahun 1939 telah ada 574 koperasi dengan jumlah anggota sebanyak 52.226 anggota. 

Hatta baru konsern terhadap koperasi di Indonesia setelah Indonesia merdeka. Bahkan banyak teori konspirasi yang menyatakan bahwa terjunya Hatta ke dunia koperasi karena kekecewaannya terhadap Presiden Soekarno.

Bila demikian siapakah yang sebenarnya pantas disebut sebagai Bapak Koperasi, Hatta atau Westerrode?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun