Mahasiswa Makassar bukan rahasia lagi sejak tahun tahun terakhir menjadi sekelompok orang yang dihindari jika mereka berdemo di JlSultan Aluddin,Perintis Kemerdekaan,UripSumihardjo..! mengapa..?
Karena mereka sebenarnya sudah lebih berat mengacaunya daripada demonya...?!
Betapa tidak dalam setiap demo mereka membuat jalur transportasi umum jadi macet, membakar ban dijalan jalan utama..bahkan tidak jarang menyandra angkutan umum yang lewat bahkan sesekali membakar mobil yang lewat..., menimpuki batu simbol simbol tertentu yang ndak ada urusannya dengan yang didemokan...!
pertanyaan terbesarnya mengapa Mahasiwa menjadi liar dan bengis begitu...? inilah yang saya sebut "histeria kota" tekanan hidup diperkotaan yang tinggi dan tensinya ndak turun turun menyebabkan Mahasiwas mahasiwa menjadi sangar dan liar bahkan brutal dan menakutkan masyarakat.
"Histeria Kota" dipicu oleh Kota yang gersang karena kurangnya penghijauan, kotornya udara kota,panasnya udara kota dan tidak ada lahan khusus untuk menyalurkan aspirasi,tidak ada trotoal yang lapang untuk berdemo dan juga kemacetan yg menggelayut serta bau tak sedap kanal kanal yang kotor disetiap lorng lorong kota yg basah, kepadatan yg menyeruak dan menyesakkan serta tekanan untuk tetap hidup dan bertahan dalam tenti yang tinggi,ketergesaan karena tinggal jauh dari tempat kerja , dan kemiskinan yang menghimpit tanpa belas kasihan...serta ketidak adilan terjadi didepan mata, dan korupsi para pejabat tanpa malu dan justru merasa suci dan terhormat dengan surban putih dan baju koko yang munafik dan palsu"
Histeria kota ini membuat orang orang jika turun kejalan menjadi kesetanan dan setengah gila..liar dan sulit dikendalikan...! tapi kalau dirumah dan dikelasnya menjadi orang yg baik baik kembali..?! he.he.he
Jika dilakukan pooling sekarang adakah masyarakat yg menyukai demo demo Mahasiswa yang modelnya seperti saat saat ini saya yakin tak satupun warga Masyarakat yang menyukai demo demo Mahasiswa Makassar saat ini, bahkan jika tidak demo mereka tawuran dan lemparan lemparan batu di kampus jika perlu sampai membakar kampusnya sendiri.
Berita tentang brutalnya Mahasiswa Makassar bukan rahasia lagi di Indonesia, hal ini juga menjadi hal yang salah kaprah diantara Mahasiswa sendiri ,mereka seolah olah bangga dan terhormat jka diliput oleh media sementara melakukan kekacaun dengan memblokir jalan dan mengganggu pengguna jalan serta masyarakat umum.
Para Rektor seperti UNHAS,UMI,UNIV 45,UNISMUH,IAIN Makassar,UNM yang semua kampusnya berada di pinggir jalan Utama Makassar sudah waktunya merembukkan cara terbaik menghentikan aksi Demo Mahasiswa Makassar yang membuat kacau dan chaos di jalan.
Pengkaderan Mahasiswa baru untuk tidak mengikuti Seniornya akan memberikan wajah yg lebih sejuk kepada Indonesia tentang Mahasiswa dan jebolan Kampus kampus di Makassar.Perpektif Jebolan Kampus kampus Makassar sebagai jebolan jebolan yang liar dan sulit dikendalikan akan mengurangi minat Perusahaan perusahaan besar di Luar Makassar untuk menerima mereka menjadi Tenaga kerja atau Profesional karena terlanjur tercemar karena seringnya Mahasiswa Makassar membuat kacau di kampusnya sendiri dan di jalan jalan utama Makassar.
Tetapi itu semua tidak menjamin segera demo Mahasiswa menjadi teratur baik dan sopan jika Pemicu "Histeri Kota" ini tidak diatasi oleh seluruh pemangku kepentingan terutama para Pamong,Pemimpin,PenegakHukum dan stakeholder seluruhnya dalam Masyarakat seperti Makassar.
Demontsrasi itu ya demo , tidak seharusnya berdampak ditakuti Masyarakat dan dihindari bahkan terlihat seperti aksi orang orang yg kurang berpendidikan dan lemah akal , seharusnya Mahasiswa menjadi contoh dalam masyarakat sebagai orang orang yg terdidik di perguruan Tinggi yaitu penuh dengan kesopanan,tatakrama,kelembutan dan kebijaksanaan.
Memang Telinga pemerintah dan pemangku kepentingan yang di demo bisa saja tebal dan sulit mendengar apa apa yg diaspirasikan tetapi semua itu tidak seharusnya di demo dengan cara yg menakutkan dan liar serta keluar dari patsun sebagai orang yg terdidik, berkelas dan disegani karena menggunakan akal pikirannya dalam menyampaikan aspirasi...bukan otot dan teriakan liarnya apataha lagi... aksi liarnya membakar kesana kemari,melempar kesana kemari... bahkan seperti orang yang kesetanan...padahal sejatinya.... mau mengusir setan yang menguasai... para oknum Penyelenggara... penyelenggaran pemangku kepentingan yang di demokan.. nah... setannya......... ndak lari....!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H