Jokowi terus menerus dihantam issue boneka, pencitraan yg sedikit demi sedikit terkuak tentang makan bareng yang sengaja di syuting, naik bajaj yang di rekasaya, ke sawah haaya sekedar syuting ..semua itu menunjukkan Jokowi sudah tidak orisinal lagi, apalagi sejak dia pakai Tuxedo di debat Aura sederhana yang dia gambarkan dulu hilang sirna dengan sendirinya.
Dia menyatakan ( Jokowi JK adalah KITA ) tetapi dia pakai jas,pakai dasi dan lengkap sepatunya jelas saja bukanlagi Jokowi yang asli pakai kotak kotak dan kemana mana blusukan..?
sekarang blusukan juga dari hasilnya dicecar orang ada korupsi Trans Jakarta yang dia tidak ketahui padahal dialah Gurunya Blusukan..?! lalu kemana saja Blusukannya sampai Transjakarta jebol Trilyunan dia merasa tidak tahu..., belon lagi sayup sayup terdengar biaya blusukan Jokowi 6 milyard sebulan selama dua tahun ini, dan yang paling panas adalah adanya mahar JK 10 Trilyun sampai sampai tokoh PDIP yang marah pak Sabam lari karena ngak kuat melihat transaksi Merakyat itu...?
Seperti juga tulisan saya sebelumnya Jokowi terus akan menurun Elektabilitasnya sampai hari pemilihan karena masyarakat Indonesia  sudah mulai menyadari Jokowi tidak hebat hebat amat setelah melihatnya di TV head to head bersama Prabowo Subianto.
Keikhlasan Jokowi dipertanyakan ketika dia mendesak Prabowo " bahwa ide 1 milyard itu bukan dari dia Prabowo" lalu Prabowo Menukas dengan tulus..... ya Pak  Jokowi saya tak mempersoalkan itu ide dari saya atau dari Undang Undang tapi yang penting uangnya sampai ke Desa 1 Milyard.
Jokowi lupa pernyataan pembukaan Prabowo bahwa ada 7 tahun lamanya hal itu diperjuangkan sampai akhirnya muncul Undang Undang Desa pada akhirnya , namun Jokowi hanya coba menyudutkan Prabowo dalam hal ini sama ketika dia bertanya soal TPID (team Pengendali Inflasi daerah ) suatu singkatan yang tidak familiar demikian juag dengan DAK dan DAU yang pada umumnya masayarakat luas juga akan bingung jika di tanya hal itu .
Keluguan dan keikhlasan Prabowo justru muncul dengan mengatakan serahkan saja sama kepala daerahnya kalau soal penguatan institusi TPID dan kalau soal DAU dan DAK mestinya bisa lebih banyak lagi sehingga bisa menggerakkan roda pembangunan ,
dengan catatan jelas sumbernya dari menutup kebocoran minimal 1.000 Trilyun dari Kekayaan alam yang tidak dibayar Royaltinya ( tambang tambang ) yang sebagian besar dikuasai oleh pihak Asing dan juga adanya kutipan pernyataan Abraham Samad ketua KPK adanya kebocoran potensial 7.200 Trilyun yang bisa menciptakan penghasilan 20an juta rupiah sebulan bagis etiap penduduk di Indonesia saat ini.
Soal Utang luar Negeri dan Defisit perdangangan juga tidak bisa dijawab dgn baik oleh Jokowi bahkan cenderung dia menjawabnya lain..! padahal seorang Calon Presiden mestinya tahu Utang Luar Negeri itu mestinya bisa di handle dengan berbagai cara, termasuk minta keringanan bunga atau penghapusan Utang bisa juga re skedule jika perlu penghentian pembayaran bunga sementara untuk dipakai membangun. dan dia mesti tahu juga sekarang bunganya bisa sampai 13 Trilyun sebulan atau 156 Trilyun sebulan.
Jika Presiden baru bisa menunda pembayaran bunga utang saja selama 5 tahun maka kita bisa membangun jalan TOL 780 macam bentangan dengan panjang bentangan 180 KM per bentangan atau sama dengan 140.400 kilometer selama lima tahun seharga 780 Trilyun jika satu Trillyun satu buah jalan TOL.
Indonesia punya alasan seperti sebagai paru paru Bumi,penghasil minyak goreng yang banyak dan juga penghasil Ikan yang banyak juga adanya hasil batu bara yang melimpah dan sekarang kebanayak justru di expor ( dikirim keluar , termasuk Gas yang dijual murah ke China selama ini ).