Mohon tunggu...
Samitha Rachmaningtyas
Samitha Rachmaningtyas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Akuntansi Syariah

Menghitung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dari Obsesif ke Tenang, Bagaimana Tasawuf Dapat Membantu Mengatasi OCD

8 Desember 2024   18:45 Diperbarui: 8 Desember 2024   19:26 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesehatan mental merupakan topik yang sangat menarik untuk kita bahas, mengingat zaman sekarang banyak orang yang mengalami gangguan kesehatan mental. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai salah satu gangguan Kesehatan mental, yaitu OCD.

OCD merupakan salah satu gangguan mental yang sangat kompleks, seseorang yang mengalaminya biasanya ditandai dengan pikiran obsesif yang sangat mengganggu serta perilaku kompulsif yang berulang dimana tidak bisa di kontrol oleh orang orang yang terkena OCD. Gejala OCD dapat menganggu kegiatan sehari hari seseorang, menimbulkan kecemasan yang luar biasa, dan akhirnya berdampak pada kualitas hidupnya yang menurun. Penderita OCD sering kali melakukan sesuatu untuk meredakan atau mengurangi kecemasan yang mereka rasakan yang mungkin menurut orang orang normal tindakan yang penderita OCD lakukan itu tidak masuk akal dan aneh.

Terapi secara medis, seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dan obat-obatan antidepresan, telah terbukti efektif dalam mengatasi OCD. Namun, semakin kesini semakin banyak orang orang yang mencari penyembuhan alternatif, seperti spiritualitas untuk mengatasi masalah mental mereka. Tasawuf merupakan dimensi spiritual dalam islam yang berfokus pada pencapaian kedamaian batin dan pembersihan jiwa. Dalam tasawuf diajarkan untuk berhubungan lebih dekat dengan Tuhan melalui zikir, meditasi, dan introspeksi diri.

Menurut kalian bisakah penyakit OCD disembuhkan lewat jalan spiritual? Kalaupun bisa bagaimana caranya?

Tadi di pengatar sudah sedikit di bahas mengenai OCD, tapi sebelum masuk ke pembahasan berikutnya, kita harus tahu lebih mendalam tentang OCD.

Apa itu OCD?

Obsessive-Compulsive Disorder atau biasa disingkat menjadi OCD merupakan gangguan mental yang biasanya ditandai dengan obsesif dan kompulsif. Obsesif merupakan pikiran atau dorongan yang berulang dan tidak diinginkan yang menimbulkan rasa cemas dan tegang. Sedangkan kompulsif merupakan tindakan yang dilakukan secara berulang ulang atau bisa kita sebut sebagai rutinitas yang dilakukan dengan tujuan mengurangi rasa cemas dan tegang akibat obsesi tersebut. Misalnya, seseorang yang obsesinya muncul ketika ia ingin mengunci pintu, meskipun dia sudah mengunci pintunya, ia akan merasa harus memeriksananya terus menerus. Setiap kali ia merasakan kekhawatiran apakah pintunya sudah betul betul terkunci dengan baik atau belum, sehingga ia tidak bisa berhenti untuk terus menerus memeriksanya sampai ia benar benar merasa yakin jika pintu itu sudah terkunci dengan baik.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), OCD memengaruhi sekitar 1% populasi global. Jumlah ini mungkin terlihat kecil, tetapi sebenarnya sama dengan sekitar 70 juta orang di seluruh dunia. OCD dapat berkembang pada usia berapa pun, tetapi sering kali dimulai pada masa remaja atau awal dewasa. Menurut International OCD Foundation, usia rata-rata timbulnya OCD adalah 19 tahun. Namun, OCD juga dapat berkembang pada anak-anak berusia 2 atau 3 tahun. Bagi penderita OCD, melakukan tindakan secara terus menerus dan berulang ulang tanpa ada alasan yang logis dapat menyiksa mereka sendiri. Pikiran, batin, dan tenaga penderita OCD sangat terkuras.

Apa itu Tasawuf?

Tasawuf merupakan dimensi spiritual yang mendalam dalam Islam, menekankan pencarian kedamaian batin dan hubungan mendalam dengan Tuhan (Allah). Praktik tasawuf meliputi dzikir (mengulang nama Allah), muhasabah (introspeksi diri), tafakur (meditasi), serta pengendalian hawa nafsu dan keserakahan duniawi. Tujuan dari praktik tasawuf ini tak lain yaitu untuk membersihkan hati kita dari hal hal atau sifat sifat yang negatif, seperti ketamakan, kesombongan, kebencian, sekaligus memupuk ketenangan batin melalui kedekatan dengan Allah.

Tasawuf mengajarkan kita jika segala sesuatu yang ada di dunia ini merupakan ciptaan Allah, dan hanya dengan patuh kepada kehendak-Nya, kedamaian sejati dapat kita raih. Dalam Tasawuf kita juga diajarkan dalam hal pengendalian diri, kesabaran, dan keikhlasan dalam menghadapi segala ujian kehidupan. Para sufi yakin jika pendekatan spiritual dapat membantu seseorang mengatasi kesulitan dalam hidupnya, termasuk gangguan Kesehatan mental seperti kecemasan atau kecenderungan obsesif.

Bagaimana tasawuf bisa menjadi pendekatan alternatif dalam mengatasi OCD?

Perlu kita ketahui bersama jika salah satu tujuan utama tasawuf adalah mengendalikan pikiran dan emosi. Dalam tasawuf kita diajarkan untuk tidak membiarkan pikiran negatif mengendalikan dan menguasai diri kita. Dengan teknik dzikir dan meditasi yang diajarkan dalam tasawuf dapat membuat seseorang focus kepada Allah dan bisa menghilangkan pikiran pikiran obsesif yang mengganggunya. Hal ini dapat menjadi cara yang berharga untuk mengurangi kecemasan yang sering dikaitkan dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD).

Muhasabah adalah proses refleksi yang mendalam terhadap diri sendiri, di mana seseorang merenung tentang perilaku, pikiran, dan perasaannya, serta mencari tahu apakah tindakan yang dilakukan sesuai dengan nilai-nilai kebaikan dan ketakwaan kepada Allah. Dalam hal OCD, muhasabah dapat membantu penderitanya untuk menyadari pola pikir obsesif yang sering kali tidak rasional (konyol) dan berlebihan. Dengan merenungkan kembali asal-usul kecemasan atau ketakutan yang muncul, penderita OCD dapat lebih mudah memahami bahwa banyak pikiran dan tindakan yang dilakukan berdasarkan dorongan yang tidak rasional. Hal ini membantu penderita OCD untuk melepaskan ketakutan yang tidak berdasar dan menerima kenyataan bahwa tidak semua hal perlu dikendalikan dengan sempurna. Melalui muhasabah, seseorang dapat belajar untuk lebih ikhlas menerima ketidaksempurnaan dalam hidupnya, mengurangi rasa cemas yang berlebihan, dan berfokus pada hal-hal yang lebih penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun