Mohon tunggu...
Samira Ulfa
Samira Ulfa Mohon Tunggu... -

Samira Ulfa, Lombok Tengah, NTB-Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

“Sorong Serah” Adat Suku Sasak & Nilai Moril yang Terkandung di Dalamnya

8 April 2016   16:50 Diperbarui: 8 April 2016   17:30 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

source: sasakadie.blogspot.com

Suku sasak merupakan salah satu suku yang ada didaerah Lombok, NTB. Di samping suku samawa yang ada di daerah Sumbawa serta Mbojo yang ada di daerah Bima. Suku sasak sendiri sangat kaya akan adat-istiadat yang dimiliki. Disetiap adat tersebut tentunya sangat sarat akan makna atau nilai yang terkandung didalamnya. Adat bagi masyarakat sangatlah penting sebab hal tersebut merupakan salah satu penanda atau yang akan membentuk suatu ciri khas dari keberagaman yang mereka miliki.

Salah satu adat yang sampai saat ini masih terus menerus dilestarikan dan dilaksanakan oleh masyarakat suku sasak yakni adat “Sorong Serah”. Adat  ini biasanya dapat kita temui pada saat acara merarik (red: Menikah) yang ada pada suku sasak. Sorong sendiri dalam bahasa Indonesia artinya Mendorong dan serah artinya menerima. Perwakilan dari pihak perempuan merupakan pihak “sorong” sedangkan perwakilan dari pihak laki-laki merupakan pihak “serah”.

Namun, selain itu terdapat banyak esensi atau nilai moril yang dapat kita temukan dari acara adat ini, antara lain:

1.       Nilai Tanggung Jawab

Nilai tanggung jawab dapat terlihat dari adanya beberapa jumlah uang serta kain yang secara simbolis diberikan oleh pihak laki-laki ke pihak perempuan, yang bertujuan untuk dapat digunakan oleh si mempelai perempuan ketika nantinya telah berkeluarga atau hidup berpisah dari keluarganya (orang tua). Si laki-laki pada saat itu juga memperlihatkan tanggung jawabnya sebagai sang kepala rumah tangga (pemimpin).

2.       Nilai Perjanjian

Ada kesepakatan atau perjanjian yang tercipta antara ke dua belah pihak. Mereka sepakat untuk menjalin sebuah ikatan keluarga dan terus menjaga hubungan silahturrahmi antara ke dua belah pihak tanpa adanya saling iri atau permusuhan yang akan tercipta nanti kedepannya.

3.       Nilai Kebersamaan

Selain itu nilai kebersamaan juga akan terlihat dari para tamu undangan yang menghadiri acara tersebut, seperti adanya suatu interaksi yang akan terjalin antara satu sama yang lain. Serta pada kegiatan ini juga sebagai ajang untuk mengumumkan kepada masyarakat luas bahwa si laki-laki dan perempuan telah sah menjadi suami istri baik dihadapan agama, maupun hukum.

4.       Nilai Sastra Bahasa

Kenapa ada nilai sastra bahasa? Sebab, dari sana kita akan menemukan bahwa adanya kemampuan sastra yang tinggi dalam penggunaan bahasa halus sasak, yang akan diperdengarkan melalui berbagai syair-syair tertentu oleh si “pembayun” pemimpin acara tersebut.

Itulah berbagai hal yang bisa kita temukan dalam  adat “sorong serah” yang ada pada suku sasak. Hal ini tentunya tidak boleh punah dan harus dilestarikan sampai kapanpun dari generasi saat ini ke generasi berikutnya. Sebab hanya adatlah yang akan mampu menjawab pertanyaan mereka dimasa depan nanti akan betapa kayanya warisan leluhurnya saat ini. Tantangan pasti akan ada. Namun, ketika kita mampu untuk tetap membimbing serta mengajarkan mereka akan hal-hal positif yag terkandung dalam warisan adatnya, maka saat itulah tentunya mereka akan cinta dan mau peduli akan apa yang mereka miliki saat ini.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun