Mohon tunggu...
Samira Al Zaitun
Samira Al Zaitun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa semester akhir

Menyukai berita mengenai teknologi, lingkungan dan pasar modal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Indonesia Butuh 200 Miliar Dollar Pertahun untuk Mencapai Net Zero Emission

25 Mei 2022   11:14 Diperbarui: 25 Mei 2022   14:22 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dengan berbagai intervensi dan kebijakan investasi pada pembangunan rendah karbon untuk mencapai nol emisi bersih, kita dapat menciptakan lapangan kerja hingga tujuh hingga 10 kali lebih banyak, lebih banyak daripada investasi konvensional," kata Arifin Rudiyanto, wakil kepala urusan maritim dan sumber daya alam di Bappenas, ketika laporan itu dirilis pertengahan Oktober.

"Hal ini didorong oleh lapangan kerja yang tercipta dari pengembangan energi baru dan terbarukan, efisiensi energi, solusi berbasis alam, dan kegiatan pembangunan rendah karbon lainnya yang lebih padat karya daripada investasi abu-abu atau coklat," tambahnya.

Selain investasi, Indonesia akan membutuhkan transfer teknologi untuk mencapai nol emisi karbon bersih, kata Fabby Tumiwa, direktur eksekutif di lembaga energi dan lingkungan Institute for Essential Services Reform. 

"Saat ini, teknologi pembangkit listrik hijau seperti sel surya dan turbin angin masih berasal dari negara maju langkah pertama bisa di green power plant sehingga kita bisa mengembangkan industri di dalam negeri," katanya.

"Pemanfaatan mobilisasi pertahun sebesar $100 miliar dalam Perjanjian Paris tentu dapat digunakan selain kerja sama bilateral, karena banyak yang tertarik untuk berkolaborasi dengan Indonesia untuk masalah rendah karbon ini," tambahnya, merujuk pada komitmen yang dibuat pada awalnya pada tahun 2009 dan ditegaskan kembali pada tahun 2015 oleh negara-negara maju untuk membantu negara-negara berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun