Mohon tunggu...
Samira Al Zaitun
Samira Al Zaitun Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa semester akhir

Menyukai berita mengenai teknologi, lingkungan dan pasar modal

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dorong Pemulihan Ekonomi, Penemuan Harta Karun di Lumpur Lapindo

20 Februari 2022   10:00 Diperbarui: 20 Februari 2022   10:04 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merespon kondisi pasar sektor komoditas tambang dan mineral banyak negara yang berlomba lomba mencari harta karun tersebut contohnya saja Tiongkok, Amerika, Kanada, Jepang dan negara bajak laut pertambangan lainnya. Sudah 16 tahun silam kejadian semburan lumpur panas Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur mengeluarkan isi perut bumi yang menyebabkan 60.000 penduduk mengungsi namun siapa sangka dari malapetaka tersebut terkandung harta karun LTJ (Logam Tanah Jarang) atau Rare Earth Element.  Ditinjau dari Kajian Pusat Sumber Daya Mineral Badan Geologi semenjak tahun 2020 dilakukan penyelidikan kandungan logam tanah jarang tidak hanya itu terkandung juga critical raw material di lumpur Lapindo yang memiliki aset harganya lebih mahal dibandingkan emas.

LTH (Logam Tanah Jarang) banyak diburu sebab kegunaannya bahan dasar material peralatan yang bisa kita temukan disekeliling kita contohnya saja baterai isi ulang,baterai mobil, smartphone dan bahkan pemanfaatannya pada energi nuklir. Penemuan ini mampu mendorong perkembangan inovasi  ilmu material contohnya saja penemuan penemuan neomagnet mampu meringankan massa dan volume pengeras suara akibat medan magnet tinggi dibandingkan magnet sekarang.  Perkembangan mobil listrik atau mobil hybrid dari keseluruhan komponen memanfaatkan kelompok logam Nd, Pr, Dy dan Tb, dan apabila ditinjau dari material baterai mobil hybrid memerlukan unsur NiMH

Peluang ini merupakan kekayaan aset untuk membentuk pasar komoditas di industry strategis yang mampu menarik investor asing ataupun melakukan merger antar perusahaan dalam negri, membuat eksistensi Indonesia sebagai pesaing di pasar global, harapan kedepannya Indonesia mampu mengendalikan harga  LTH. Terutama negara China raksasa produsen LTH pada tahun 2021 harga LTH naik pada angka 50% akibat pasokan yang produksi LTH di China.

Trend kendaraan listrik faktor pendukung perkembangan LTH, dimana target Indonesia Net Zero Emissions hal ini mendorong hasil tambang dalam negri juga dimanfaatkan oleh dalam negri juga sehingga pasar komoditas di Indonesia memiliki nilai tambah berkali-kali lipat. Peluang pemafaatan kandungan LTH di Lumpur Lapindo ini merupakan pintu gerbang Indonesia sebagai negara cadangan tambang nomor 7 di dunia harapannya membuka lowongan pekerjaan sebesar-besarnya demi menekan angka pengangguran dan juga persaingan pasar komoditas global demi pemulihan ekonomi nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun