Mohon tunggu...
samidi khalim
samidi khalim Mohon Tunggu... -

Profesi : Peneliti bidang Khazanah Keagamaan Balai Litbang Agama Semarang. Spesialis : Islam dan Budaya Jawa, Filologi Penddk : S1, S2, dan S3 diselesaikan di UIN WALISONGO SEMARANG Home : Semarang Hoby : Reading $ Writing

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pesan Sang IBu

6 Juni 2011   07:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:49 1940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

PESAN SANG IBU

Tatkala Aku Menyarungkan Pedang

Dan Bersimpuh diatas pangkuannya

Tertumpah Rasa kerinduanku pada Sang Ibu

Tangannya yang halus mulus mulus membelai Kepalaku

Tergetarlah Seluruh Jiwa Ragaku

Musnahlah sudah Seluruh Api Semangat Juangku

Namun Sang Ibu Berkata...

Anakku Sayang,...

Apabila Kakimu Sudah melangkah di tengah Padang,

Tancapkanlah Kakimu Dalam Darah

Dan Tetaplah Terus Bergumam ...

Sebab Gumam adalah Mantra dari Dewa-dewa

Gumam Mengandung Ribuan Makna...

Apabila Gumam Sudah Menyatu dengan Jiwa Raga,

Maka Gumam akan Berubah Menjadi Teriakan-teriakan...!

Yang nantinya akan berubah menjadi Gelombang Salju Yang Besar,

yang nantinya akan mampu merobohkan Istana yang penuh dengan Kepalsuan

Gedung-gedung yang dihuni Kaum munafik.

Tatanan Negeri ini Sudah Hancur, Anakku ...

Dihancurkan oleh Sang Penguasa Negeri ini

Mereka hanya bisa bersolek di Depan Kaca

Tapi Membiarkan Punggungnya Penuh Noda

Dan Penuh Lendir Hitam yang baunya kemana-mana...

Mereka Selalu menyemprot Kemaluannya dengan Parfum luar Negeri

Diluar Berbau Wangi,

Di dalam Penuh dengan Bakteri.

Dan Hebatnya...,

Sang Penguasa Negeri ini Pandai Bermain Akrobat.

Tubuhnya mampu dilipat-lipat,

dan Akhirnya Pantat dan Kemaluannya Sendiri Mampu dijilat-jilat...

Anakku...,

Apabila Pedang Sudah Kau cabut...

Janganlah Surut....

Janganlah Bicara soal Menang dan Kalah,

Sebab Menang dan Kalah hanyalah Mimpi-mimpi,

Mimpi-mimpi Muncul dari Sebuah Keinginan,

Keinginan hanyalah Sebuah Khayalan,

Yang hanya akan melahirkan harta dan Kekuasaan

Harta dan Kekuasaan hanyalah Balon-balon Sabun yang terbang di udara

Anakku....

Asahlah Pedangmu !!!

Ajaklah mereka bertarung di tengah Padang,

Lalu Tusukkan Pedangmu di tengah-tengah Selakangan mereka

Biarkan Darah tertumpah di Negeri ini

Satukan Gumammu....!

Menjadi Revolusi.......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun