Mohon tunggu...
sania anggi safira
sania anggi safira Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Hi!! saya Sania Anggi Safira mahasiswi semester 3 dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Cara Kita Meminimalisir Informasi "Hoax" yang Terdapat dari Berita yang Ada di Media Sosial

7 Januari 2024   13:57 Diperbarui: 7 Januari 2024   14:41 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Katadata Insight Center (KIC) bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Sibel Krisi. Setidaknya 30% hingga hampir 60% masyarakat Indonesia terpapar misi nformasi saat mengakses dan berkomunikasi di dunia maya.Sementara itu, hanya 21% hingga 36%  yang bisa mengenali laporan palsu. Sebagian besar laporan palsu yang ditemukan berkaitan dengan masalah politik, kesehatan, dan agama. Demikian hasil kajian yang dilakukan Katadata Insight Center (KIC) bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta SiBerkreasi. Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika, terdapat sekitar 800.000 website di Indonesia yang diduga menyebarkan informasi palsu.

Ia mengatakan internet disalahgunakan oleh individu tertentu untuk kepentingan pribadi dan kolektif dengan  menyebarkan konten negatif yang menimbulkan keresahan sosial dan rasa saling tidak percaya.

Bagaimana  menyikapi dan mengatasi pemberitaan palsu?

Cara  menyikapi dan mengatasi berita hoax sangatlah sederhana. Yang perlu dilakukan hanyalah mengenali ciri-ciri berita dan menerapkan atau menyosialisasikan pentingnya literasi digital.

 Di bawah ini adalah ciri-ciri untuk mendeteksi benar atau palsu suatu berita

  • Pesan dari pihak yang tidak  dipercaya. Tidak ada tautan ke sumber resmi. Pesan ini datang dari situs web yang tidak jelas apakah pelakunya adalah individu,badan, atau orang lain.Atau dari situs web yang liputan beritanya tidak dapat diandalkan atau bereputasi baik. 
  • Gambar, foto, atau video yang digunakan merupakan manipulasi atau  tidak berkaitan dengan berita.
  • Menggunakan kalimat yang provokatif untuk mempengaruhi pembaca.
  • Biasanya, penulisannya berantakan, seperti ada huruf kapital, huruf bold, banyaknya tanda seru, serta sumber tidak                       jelas atau tepercaya.
  • Pemanfaatan Aspek Emosional yang dimana Berita itu dirancang untuk memicu emosi pembaca, seperti kemarahan,                                    ketakutan, atau kecemasan, tanpa memberikan analisis objektif atau fakta yang komprehensif.

Jika Anda melihat pesan dengan ciri-ciri seperti ini, Anda patut waspada. Selain itu, Anda juga perlu mengembangkan sikap-sikap berikut:

  • Jangan mudah percaya berita internet
  • Sebagai masyarakat, kita tentu perlu mengembangkan kemampuan berpikir  kritis. Terapkan ini jika Anda menerima pesan yang dibagikan di Internet.Periksa apakah ada sumber asli dan ada link ke sumber resmi yang berhak menyebarkan berita 
  • Jangan percaya hanya  pada satu sumber.
  • Ketika Anda menemukan berita penting yang  menurut Anda layak untuk dibagikan, tahanlah keinginan untuk berbagi. Silakan periksa kembali sumber terpercaya lainnya untuk memastikan kebenarannya. Biasakan  melakukan cross-check sebelum membalas atau menyiarkan.
  • Tetap tenang dan berpikir jernih jangan terlalu terburu-buru untuk percaya dengan mengandalkan emosional kita.

Contoh hoax yang sering di jumpai biasanya pencemaran nama baik, biasanya khalayak yang membaca berita ini langsung percaya seolah-olah tau masalah yang di hadapi sang uploader.

Kesimpulannya sebelum membaca berita lebih baik untuk mengetahui ciri-ciri berita yang benar dan juga lebih banyak literasi karena di jaman ini. Sangat banyak oknum yang membuat berita hoax untuk menjadi keuntungan pribadi contohnya iri kepada teman, dari masalah kecil yang dibesar-besarkan dan di unggah di media sosial. Pentingnya menjadi khalayak yang cerdas dalam menyikapi sebuah berita hoax dan meneliti sebuah informasi. Adapun Gerakan anti hoax yang sudah tersebar dimana-mana dan juga memanfaatkan aplikasi whatsapp, line dan sebagainnya. Ada juga para masyarakat mengikuti edukasi "stop hoax" di daerah masing-masing dan masih banyak solusi yang membuat kita sendiri tahu bagaimana cara menghadapi berita hoax ini.

Fuad Gani, S. M. (2017). UI LIB stop hoax. UI LIB. berkala vol 3 , 27.

Setiawan, I. (2022). analisis tingkat literasi generasi z di era society. ANALISIS TINGKAT LITERASI DIGITAL GENERASI Z DI ERA SOCIETY, 120.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun