Pernahkah mendengar istilah orang Jawa mengatakan mangan ora makan kumpul? Itu hanya istilah yang faktanya tidak ada dalam hidup.
Penerapan kalimat tersebut bagi orang Jawa  justru bermakna sebaliknya dikhususkan bagi para pekerja yang ulet dengan karirnya demi memenuhi nafkah keluarga.
Fakta tersebut sama sekali tidak ada dalam masyarakat Jawa yang justru terkenal kegigihannya dalam dunia usaha baik dikota maupun luar kota.
Mata pencaharian Masyarakat Jawa khususnya di daerah Saya Brebes adalah petani yang memiliki hamparan luas tanaman seperti padi, bawang dan jagung di sawahnya untuk kebutuhan hidup.
Bahkan hanya dengan bertani sudah banyak yang sukses hingga dapat menunaikan ibadah haji dari hasil tanamannya yang dipanennya.
Ekonomi masyarakat Brebes juga lumayan sejahtera semua dari hasil pertaniannya disawah. Itulah sebabnya Brebes dikenal sebagai kota bawang merah bahkan jadi lambang Provinsi Jawa Tengah.
Brebes dikenal pula dengan kota telur asin sebagai mana bagi warga sekitar atau warga daerah lain yang mudik atau berpariwisata di Brebes membawa oleh-oleh telur asin khas kota Brebes yang enak dan bergizi.
Bukan hanya itu dalam segi makanannya juga sangat dikenal diluar jawa. Hingga pejabat sekelas Ganjar Pranowo pun terkesima dengan masakan orang Brebes yang saat itu dalam kunjungan kerjanya sebelum pandemi Covid-19 Pak Ganjar makan sate blengong khas kuliner Brebes dialun-alun Brebes.
Memang terlihat sederhana namun faktanya banyak yang mengejutkan. Meskipun petani atau pedagang namun pemiliknya bergelar haji.
Walaupun begitu tetap masih banyak warga yang menjadi perantau di negeri orang menjadi TKI dan TKW seperti Arab, Taiwan, Hongkong dan Korea demi ekonomi.
Begitu pula dengan Saya yang ingin mengadu nasib diluar jawa di Sumatra Selatan Palembang yang rencananya akan berangkat nanti malam setelah ba'da maghreb.