Saya akan membuka usaha kecil-kecilan bersama ponakan yang berumur 23 tahun dari Abang Saya. Ikut saudara yang mengajaknya jualan nasi goreng di Palembang.
Mungkin ini tulisan terakhir Saya di kompasiana karena setelah buka usaha warung nasi goreng nantinya tiada hari tanpa bekerja alias sibuk.
Akan tetapi lihat dulu situasinya apa bila ada waktu senggang sebisa mungkin akan Saya usahakan untuk nulis dikompasiana walau tak rutin.
Hal ini perlu Saya sampaikan agar teman kompasianer lainnya tidak kehilangan dan bertanya-tanya tentang Saya kemana perginya. Sehingga tidak terjadi miss comunication pada sesamanya. Jangan ada lagi yang menyebut Saya sebagai penulis musiman.
Tidak usah diperantauan di rumah pun Saya terkadang dihadapkan oleh berbagi kesibukan di Sawah yang menjadi rutinitas Saya setiap hari mengelola sawah saat musim padi.
Oleh karena itu Saya terkadang nulis terkadang juga ngak karena sibuk dan capek sehingga tidak ada waktu untuk nulis dikompasiana. Termasuk setelah 3 bulan yang lalu karena umur padi untuk panen memang 3 bulan selama itu pula Saya pre nulis dan baru kembali nulis lagi pas awal Ramadhan 2022.
Namun demi masa depan dan demi Aku dan Kamu juga tentunya (padahal mah masih jomblo hehe). Bagi Saya yang muda yang berkarya adalah moto spirit dalam hidup.
Memang benar orang bilang jika keinginan atau cita-cita manusia dalam hidup tidak akan pernah habis kecuali ajal menjemputnya.
Saya juga penasaran akan kota Palembang yang terkenal sebagai kota pempek yang terbuat dari tepung terigu bersama ikan tenggiri yang nikmat dan enak rasanya sebagai makanan kuliner nusantara.
Selain itu Palembang dikenal sebagai kota tertua di Indonesia sejak jaman kerajaan Sriwijaya yang terkenal di pelosok Nusantara.
Tidak hanya itu Palembang pun terkenal dengan panjangnya jembatan ampera membentang luas pada sepanjang sungai Musi.