Tradisi Halal Bi Halal yang diadakan setiap tahun oleh masyatakat Indonesia setelah lebaran idul fitri selalu punya hikmah tersendiri.
Peringatan Halal Bi Halal ini selain memberikan manfaat bagi kerukunan umat Islam sekitarnya juga sekaligus memberikan pesan dan nilai luhur agar seyogyanya sebagai setiap muslim dapat kembali ke fitrahnya masing-masing.
Jika mau membahas halal bi halal sebenarnya di dalam Alquran sendiri ataupun di dalam hadist sama sekali tidak ada yang menjelaskan secara spesifik tentang halal bi halal.
Inilah uniknya orang Indonesia yang majemuk berbhinneka tunggal ika seantero Nusantara yang beraneka ragam, bersuku-suku berbagai adat, budaya dan tradisi melimpah ruah hanya bisa dijumpai di Indonesia.
Ucapan idul fitri seperti minal aidzin wal faizin mohon maaf lair dan bathin dan sebagainya yang sudah menjadi tradisi nyadran saat lebaran sudah berlalu semenjak pekan lalu.
Halal bi Halal termasuk salah satu tradisinya orang Indonesia pasca lebaran. Bak mandi tidak pakai sabun maka belum sempurna bersihnya, begitu pula halal bi halal yang dilakukan baik dengan jamaah, lingkungan dan keluarga untuk saling memaafkan sehingga bersih dari noda dan dosa selama setahun.
Tujuan halal bi halal salah satunya yakni agar senantiasa terjalin persatuan dan kesatuan antar umat beragama khususnya bagi wong islam, memiliki energi positif yang berdampak besar sangat signifikan untuk keberlangsungan hidup baik didalam lingkungan, masyarakat ataupun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang tercinta.
Halal bi Halal sendiri sangat luar biasa pengaruhnya dalam masyarakat salah satunya adalah terjalinnya hubungan Hablum minallah dan Hablum minannas.
Siapa yang tidak suka hidup didalam ketentraman, aman dan nyaman selalu harmonis hubungannya antar sesama hamba Allah Swt? Nah itulah peran penting halal bi halal yang juga dapat menumbuh kembangkan nilai toleransi bagi umat beragama.
Aspek inilah yang diambil dari segi hukum fikih oleh para Syeikh, Ulama dan Kyai Nahdlatul Ulama. Sehingg bisa dipahami dengan mudah jika halal bi halal yang termasuk dalam ucapan idul fitri ini mempunyai arti dari haram kembali ke halal atau kembali ke fitrah tak ada dosa lagi.
Secara bahasa asal kata halal diambil dari halala ataupun halla sesuai dari kalimat tersebut yang mempunyai arti mengurai benang rawud (kusut) diantara sesamanya baik teman, saudara, keluarga ataupun orang.
KH Wahab Hasbullah pada era Revolusi tahun 1948 pertengahan bulan Ramadhan yang juga perintah langsung dari Presiden Soekarna kepadanya. Pasalnya untuk menetralisir kondisi politik Indonesia yang sedang carut marut.
Seperti itulah halal bi halal dalam islam yang merupakan tradisi masyarakat Indonesia hasil gagasan Kyai kharismatik Nahdlatul Ulama yakniKH Muhammad Abbas Billy Yachsy bin Fuad Hasyim
Hal inilah yang disampaikan oleh Kyai asal Cirebon dalam tausiahnya yang datang kelokasi sekitar jam 11 malam dengan dikawal Banser.
Nama Beliau tidak asing lagi khususnya bagi warga Nahdliyin dan juga banyak viral ceramahnya dijagat media sosial di youtube.Â
KH Muhammad Abbas Billy Yachsy bin Fuad Hasyim atau biasa disebut dengan gus Abbas adalah tokoh Ulama Nahdlatul Ulama sekaligus pengasuh dari pada Pondok Pesantren Buntet Cirebon yang terpopuler di Jawa Barat.
Beliau dalam mauidotul hasanahnya menyampaikan panjang lebar tentang keutamaan halal bi halal. Pasalnya hal ini urusannya langsung dengan Allah Swt dalam hal maaf.
"Panjenengan gadah salah teng kancane, kancane gadah salah dumateng panjenengan. Maka dari itu saling memaaf kan. Ketika panjenengan pengen dimaafken sampeyan kudu wani maafkan wong sing liya. Ojo sampe sampeyan pengen dimaafken tapi sampeyan ora gelem maafken. Disini makna halal bi halal sing artine saling maaf memaafkan" ujar Kyai Abbas saat tausiah di mushola nurul ikhlas jubang Brebes pada malam Rabu, mei 2022.
Selain itu dalam acara halal bihalal yang disponsori oleh pemuda desa Jubang sekitar gang Purpin atau blok pintu lor, Beliau juga menghimbau agar senantiasa memaafkan orang yang telah menganiaya dirinya dengan tetap mendoakan agar kehidupannya diberikan keberkahan karena dengan cara seperti itu orang tersebut termasuk min ahlil jannah.
Pesan Beliau dalam tausiahnya yang mencapai 1 jam lebih, agar tidak usah ragu dan malu untuk meminta maaf kepada sesamanya dihari lebaran. Pasalnya Allah Swt tidak akan memberikan ampun jika seseorang tersebut tidak saling memaafkan dengan sesamanya.
"Gusti Allah maha ghofururohim, maha pengampun dina kiye gawe manusia gawe salah manusia minta maaf Allah ngampuni, mengko esuk gawe dosa manusia minta maaf Allah ngampuni dan seterusnya. Akan tetapi jika kesalahan manusia sesama manusia belum tentu dimaafkan manusia maka oleh Allah sadurunge manusia tersebut memaafkan ora diampuni Allah" sambung Kyai Abbas ditengah ceramahnya yang menggunakan campuran dalam bahasa Cirebon.
Hadir pada acara halal bi halal diantaranya Luruh Jubang Bapak Abdullah bersama perangkat desa lainnya dan juga tokoh-tokoh Alim, Ulama sesepuh desa Jubang yakni Kyai Khasan Bisri Umar Jalil yang memberikan sambutan setelah terlebih dahulu oleh Bapak Lurah yang menjelaskan beberapa point penting tentang bantuan UMKM.
Tidak ketinggalan pula hadroh atau marawis sebagai formalitas acara halal bi halal tersebut di meriahkan oleh grup sholawat asli Brebes yang bernama laskar Hubbul Wathon.
Salam..
Samhudi Bhai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H