Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Buruh - Wong tani

Bhinneka Tunggal Ika

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Tradisi Obrog di Masa Kini

11 April 2022   13:32 Diperbarui: 11 April 2022   13:36 820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sound system Samlawi/dokpri

Tradisi obrog sekarang kini sudah berbeda jauh dengan yang Saya alami ketika masih Sekola Dasar.

Obrog atau obrogran adalah tradisi bangunin orang di Jawa Tengah Brebes yang waktunya dimulai pada dini hari selama bulan Ramadhan.

Kenapa dinamakan obrog? Menurut orang tua karena alat-alat yang dipakai berbunyi brek..brek.. dari bahan ember yang ditabuh untuk membangunkan orang sahur.

Mungkin sekitar 5 tahun yang lalu tradisi bangunin orang sahur di daerah Brebes Jawa Tengah tempat tinggalku hanya menggunakan alat-alat seadanya yang bisa ditabuh.

Kemudian disusul alat kentongan berbahan dari bambu wulung atau bambu besar yang ditengahnya diberi lubang separo dari sepanjang ruas bambu hingga dikenal dengan tongprek atau tong-tong prek.

Sudah pasti dinamakan tongprek karena jika ditambuh menghasilkan bunyi tong atau tung sesuai jenis bambunya, jika bambu yang digunakan ukuran kecil maka hanya bisa bunyi prek tidak nyaring.

Bentuk tongprek persis sama kentongan masjid atau mushola pada jaman dulu yang ditabuh dengan sebuah kayu ukuran pendek yang diujungnya diberi karet sehingga menghasilkan bunyi tong atau dung jika dipukulkannya.

Hanya saja tongprek dibunyikannya dengan alat yang terbuat dari belahan kayu bambu juga sehingga hal ini ditabuh secara bersamaan saat keliling kampung maka yang terdengar hanya suara prek..prek.. sehingga dinamakan tongprek.

Kini, tradisi bangunin orang sahur dengan menggunakan tongprek atau obrogan dari ember sudah tidak punah dimakan lapunya jaman yang mengiringi para aktivis obrogan.

Penyanyi plus aktivis obrog/dokpri
Penyanyi plus aktivis obrog/dokpri
Adalah Samlawi sang akitivis obrogan yang sudah berjalan beberapa tahun ini terus optimis dalam bertugas sebagai pembawa lagu atau penyanyi dari tradisi ini.

Ia seorang pemuda yang memiliki suara lumayan indah juga terdengar cetar membahana dari kejauhan membuat orang penasaran ketika saat bernyanya. Ia juga menguasai seluruh lagu-lagu cirebonan.

Tradisi obrog di masa kini seiring dengan perkembangan teknologi canggih semakin berkembang pula tradisinya didaerah Brebes Jateng.

Pengeras suara yang sering dipakai untuk hajatan, reuni ataupun acara dangdutan lain yang dikenal pula dengan sound System lengkap dengan mesin disel sebagai sumber energi listrik inilah yang cukup mewarnai bulan puasa Ramadhan.

Kombinasi pada mesin amplifer yang terhubung pada sound system dan juga dibantu dari handphones sebagai akses internet untuk memilih pemutar lagu Mp3 pun senantiasa telah siap sedia sebagai lagu dari semua jenis karouke.

Saya sendiri baru kali ini langsung menyaksikannya dan ternyata tradisi bangunin sahur lebih maju dan praktis menggunakannya dan tentu dampaknya sangat signifikan sekali bagi masyarakat sekitar.

Masyarakat terbantu dengan adanya obrogan ini. Pasalnya bisa bangun lebih awal khususnya kaum Ibu untuk memasak sehingga hidangan makanan semuanya hangat.

Sound system Samlawi/dokpri
Sound system Samlawi/dokpri
Peserta hanya 5 anggota untuk bergantian mendorong gerobak sound system. Sungguh luar biasa Saya salut pada mereka yang punya andil dan berdedikasi untuk masyarakat. Mereka begitu peduli terhadap sesamanya saudara seiman untuk membangunkan orang guna melaksanakan santap sahur.

Mereka tidak meminta bayaran atau mengharap upah namun bukan berarti tidak mau jika pun ada yang mereques lagu pun dilayani dengan baik dan dari sinilah biasanya dari para aktivis obrog tersebut mendapatkan uang rokok.

Selama bulan Ramadhan full mereka bertugas membangunan orang dan nanti biasanya pada akhir bulan Ramadhan per kepala keluarga masing-masing memberikan sedekah berupa beras sekitas 2-5 liter terhadap team obrogran yang kemudian jika terkumpul dibagikan kembali hasilnya ke anggota.

Semoga mereka tetap eksis dan sehat selalu untuk terus berkarya melalui tembang karaukenya demi tugas mulianya membangunkan orang untuk memasak makan saur.

Salam..

Samhudi Bhai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun