Saat pandemi melanda sejak 2 tahun lalu, di Jakarta banyak perusahaan, pabrik dan PT yang tutup karena pandemi Covid-19 yang begitu dahsyat menghantam Jakarta.
Para karyawan banyak yang kerja dari rumah atau WFH ada juga yang terkena dampak Covid-19 sehingga dikurangi karyawannya termasuk Saya yang sudah 3 tahun bekerja.
Adalah Bari nama dari rekan kerja Saya di perusahaan yang terletak di daerah Jakarta Utara. Ia seorang pekerja giat dan pekerja keras.
Hampir tidak pernah alpa dalam kerjanya sehingga dianggap sebagai karyawan tetap di PT tersebut.
Singkat cerita setelah Covid-19 di Jakarta menginjak satu tahun karena pada saat itu sedang ganas dan gawatnya Covid-19 hingga setiap hari Saya mendengar berita kasus positif Covid baik di media ataupun sekitar Jakarta via rekan kerja.
Nah, dari sekian banyaknya karyawan yang diberhentikan hanya Bari teman Saya yang masih bekerja.
Sebelum akhirnya meninggal di rumah Pati Jawa Tengah kampungnya sendiri, sering Saya mendengar ia mengeluh sakit padahal sebelumnya tidak pernah.
Konon menurut teman saat bekerja, Bari jatuh pingsan dilokasi kerja. Entah karena belum sarapan atau karena sakit, beragam versi muncul.
Namun saat tidak masuk kerja dan main di kosan Saya, Bari cerita semua kalau hal tersebut terjadi begitu saja hingga di bawa ke klinik dalam kondisi pingsan.
Banyak teman yang bilang sakit asma, sakit tenggorokan dan sakit lambung banyak pula yang menyatakan terkena Covid-19.
Namun Saya khusnudzon saja jika ia meninggal karena sakit biasa yang dideritanya dan sudah kodratNya.