Sebanyak 4 gol yang dicetak pemain Thailans Chanathip mampu membuat lemes dedes bagi Saya. Disusul oleh Songkrasin, Supachok, Sarachat serta Bordin Phala yang melengkapi berakhirnya pertandingan.
Namanya juga komentator enak jika ngomong namun tak mampu berbuat sendiri. Begitu pula dengan Saya yang melihat untuk timnas peluang emas yang sebenarnya mampu untuk menciptakan gol tepatnya pada menit yang ke 39.
Adalah Witan Sulaiman yang Saya maksud, ia yang tiba-tiba mampu menerobos begitu heroiknya ke pertahanan kanan pemain Thailand.
Namun sungguh sayang, sewaktu dalam penguasaan bola pada 1/3 akhir dari benteng Thailand Witan yang melemparka  umpan silang malah menjadi kotak pinalti.
Selanjutnya dari Witan menuju Dedik Setiawan yang saat itu posisinya sedang berdiri tepat berada ditengah kotak pinalti.
Kemudian terjadilah kegagalan didalam misinya untuk mengatasi peluang emas tersebut dikarena terjaga dengan begitu ketatnya oleh bek Thailand yakni Kristada Kaman.
Berawal dari sinilah yang kemudian Timnas Indonesia sudah mendapatkan kembali peluang emasnya sebab Alfaendra Dewangga selalu mendapatkan bola yang tak jauh dari gawang pemain Thailand.
Akan tetapi peluang tersebut selalu gagal dan Alfeandra harus kehilangan moment ini yang sebenarnya dapat dikendalikan dengan mudah untuk mencetak gol.
Dalam tayangannya jebretan kaki kiri Alfeandra terlalu keras hingga melenceng di atas garis gawang Thailand yang membumbung tinggi.
Jelas hal ini sangat di sayangkan sekali sebab tidak dimanfaatkan dengan baik peluang emas bagi Timnas tersebut. Sebagaimana Shin Tae Yong yang juga larut dalam keprihatinan di moment indah ini.
Mungkin Timnas hilang konsentrasi sehingga panik atau grogi yang pasti faktanya timnas yang dibanggakan dapat bertekuk lutut dihadapan Thailand. Terbukti saat mendapatkan bola selalu dan selalu merasa kesulitan untuk menguasainya.