Kaleidoskop melengkapi akhir tahun 2021 semoga ditahun 2022 segala hajatnya dikabulkan Allah Swt.
Satu tahun dalamSetelah Natal 2021 melewati selanjutnya menuju tahun harapan yang tingga tersisa beberapa hari saja dari penhujung tahun ini.
Tidak terasa tahun 2021 sebentar lagi akan habis ditandai dengan euforianya para Kompasianer di rumah kita bersama Kompasiana.
Sebelum tahun 2021 ini digulung dengan tirai lembaran 2022, Saya mengucapakan selamat natal 2021 untuk saudara-saudaraku yang merayakannya. Semoga harapan ditahun depan semuanya terpenuhi.
Terasa baru kemarin sore 2021 mengiringi dan menemani kini tahun tersebut akan segera pergi yang tak mungkin bakalan kembali.
Tertulis dari Kaleidoskop sepanjang tahun 2021 antara duka, suka, canda dan tawa menjadi sahabatnya juga pahit, manis dan getir selalu mampir pada diri masing-masing. Wamal khayata dunya ila mataul ghurur (sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan yang menipu).
Belajar dari Kaleidoskop kehidupan tentang Mengoreksi lembar demi lembar dalam catatan kehidupan memang harus dibaca bila perlu harus ngaca biar tahu siapa diri ini.
Melihat diri memang perlu semua demi hikmah yang harus di gali dan direnungi agar hidup semakin berarti bagi diri dan orang lain.
Khairunnasi anfa'uhum linnasi (sebaik-baiknya manusia ialah orang yang bermanfaat untuk yang lainnya) sudahkah hal tersebut dilakukan?. Saya sih belum.
Sebab yang namanya waktu tidak ada yang bisa memputarnya kembali. Siapa pun yang tidak memanfaatkan waktu dengan baik maka bersiaplah untuk rugi.
Secanggih apa pun teknologi sepinter apapun internet tidak akan pernah bisa menarik waktu yang telah pergi. Seperti Imam Al-Ghazali yang bilang (waktu yang lalu adalah jarak yang terjauh dalam kehidupan manusia).
Sekarang 2021 akan pamit meninggalkan diri supaya merugi serta menyesal tidak menghampiri diri ada suatu hal yang perlu direnungi kembali.
Pertama harus sadar diri bahwa kehadirannya kealam dunia yang fana ini tidak sendiri. Kehadirannya ada karena dihadirkan Allah Swt.
Tentu dengan tujuan dengan semua ketetapan dari yang mengarah ke satu tujuan yaitu beribadah kepada Tuhan YME. Sebagaimana menurut kepercayaan dan keyakinan masing-masing. Menghamba dan mengabdi pada Allah Swt itulah tujuan utamanya.Â
Berapa banyak yang tak menyadari jika diri dilahirkan ke dunia ini hanyalah untuk beribadah kepada Tuhan YME. Wama kholaqtul jinna wal insan ila lia'budun (tidak Aku ciptakan Jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Allah Swt).
Jangan turuti hawa nafsu agar tidak menyesal dihari kemudian karena tela terlena dengan segala aktivitas yang hanya menyenangkan hawa nafsu belaka. Jangan hidup yang hanya sekedar hidup tapi tidak sadar akan makna hidup ini. Banyak diluar sana orang yang menyenggol duluan namun tidak mau disenggol.
Kemudian harus bisa untuk menyelaraskan diri dimana ketika diri ini telah sadar untuk apa tugasnya dihadirkan di dunia fana ini maka sudah selayaknya untuk waktu yang dijalaninya harus sesuai dan selaras dengan dirinya.
Semoga dengan adanya kaleidoskop, kehidupan kita serta dari sepanjang tahun ini mampu meneropong diri secara jernih dan mengambil hikmah dari setiap pelajaran.Â
Terima kasih yang tiada terhingga untuk Kompasiana dan semua Kompasianer yang telah support selama ini.
Semoga pula ditahun depan Saya bisa menulis dengan rutin sekalipun sehari satu. Tidak seperti tahun lalu yang pernah bolong tidak menulis dikompasiana selama 5 bulan tepatnya setelah lebaran karena kesibukan kerja yang mendesak.
Selamat pagi selamat kuli kembali jangan lupa ngopi dan sarapan biar kuat nerima kenyataan.Â
Salam..
Samhudi Bhai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H