Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Padi agar Rendah Diri

18 Desember 2021   14:18 Diperbarui: 18 Desember 2021   14:38 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedangkan untuk tandur pari perorang dibayar 50 ribu sampai setengah hari. Jika 1/4 sawah maka 500 ribu diborong ibu-ibu tandur.

Padi udah lama telah menjadi inspirasi bagi manusia. Filosofi padi dapat mengedukasi sejak dulu hingga kini banyak orang sukses karena belajar dari filosofi padi.

Lalu mengapa banyak orang lupa jika padi punya segudang filosofi yang berguna bagi diri sendiri? Karena umumnya menganggap bahwa padi tanaman biasa yang tidak dianggap special dihatinya. Selain itu padi terkesan kotor dan kumuh tidak sedap dipandang mata.

Melihat fenomena ini menjadi miris sekali rasanya, bagaimana tidak. Profesi Guru, Mahasiswa dan Pelajar sebenarnya banyak yang terlahir dari para petani padi. Namun ia menjadi jumawa tidak mau mengakuinya. Mungkin karena kesuksesan yang telah diraihnya sehingga menutup mata hatinya.

Wajar jika malu secara anak petani padi yang terkesan kumuh. Biasanya hal tersebut terjadi karena jabatan dari pendidikan yang diraihnya.

Jika benar seorang anak petani padi. Mengapa tidak mau belajar dari padi itu sendiri? Bukankah padi jika semakin berisi semakin menunduk? Kenapa tidak intropeksi diri?.

Sekuat apapun angin menerpa, padi tetap tidak akan goyah kesana kemari. Padi tetap diam merunduk, semakin berbobot semakin nunduk. Berbeda ketika masih berbunga dan masih berisi secuil, ia akan goyang kanan goyang kiri dengan gayanya.

Seperti itulah seharusnya karakter manusia agar belajar dari padi seperti ilmu para wali Allah Swt. Ia semakin berisi ilmu Agama semakin takut berstatement sembarangan keculi jika mendesak ia akan bereaksi demi martabatnya. Tentu semakin rendah diri dan tawadhu terhadap makhluk Allah yang lain.

Belajar dari padi semakin berisi semakin menunduk itulah sejatinya ada dalam diri sendiri, agar terhadap siapa pun selalu tetap berbaik hati tidak congkak, somobong dan jumawa. Apa yang disombongkan dari seorang anak petani padi?.

Filosofi padi yang lain yang juga dapat bermanfaat untuk manusia sebagai bahan mawaa diri . Filosofinya adalah tanam padi tumbuh rumput namun tanam rumput tak akan tumbuh padi. Filosofi yang ini sangat popular sekali dari kalangan masyarakat hingga para penjabat Indonesia.

Mengingat padi makanan pokok orang Indonesia namun hal ini tidak banyak orang yang mengetahui jika padi memiliki segudang inspirasi untuk kehidupan anak manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun