belentung atau kodok belentung yang tiada henti dari pagi hingga sore hari semua bersahutan saling membunyikan suara sendiri.
Tung.. tang..tung..tang.. seperi itulah suara dariBelentung merupakan hewan amfibi berbentuk kodok tapi agak kecil. Jika katak atau kodok tidak mempunyai suara seperti belentung yang nyaring bunyinya secara bersahutan.
Komunitas hewan ini hidup diperairan yang dangkal. Bisa dijumpai dipekarangan rumah, kebun dan selokan air. Namun belentung tidak hidup di semua daerah di Indonesia.
Belentung dihasilkan dari perkawinan kodok kikir (kodok beracun) yang hidup liar dipekarangan rumah dengan kodok ijo yang bisa dimakan (swike). Dari kecebong yang lahir diair inilah yang nantinya menjadi kodok belentung.
Jika kodok ijo habitatnya hidup disawah. Kodok jenis ini pula yang sering diburu guna pengobatan atau dimasak. Memakan kodok ijo sama dengan memakan daging burung dara yang enak dan gurih rasanya.Â
Sedangkan kodok kikir adalah kodok yang beracun sebab jika terkena gigitannya maka akan bengkak seketika. Habibatnya hidup dipinghir kali atau pekarangan.
Pasukan Kodok Belentung
Bulan November sudah tiba musim penghujan pun sudah datang. Hujan dari pagi hingga sore sering terjadi. Inilah pertanda bahwa sebentar lagi para petani ramai menanam padi.
Saat hujan sore hari yakni sekitar jam 04.00 WIB disinilah biasa muncul pasukan kodok belentung. Selama masih hujan hingga reda kodok belentung ini mengiringinya.
Belentung mempunyai suara nyaring dan merdu hingga tembus 300 meter dari tempatnya. Bentuknya yang kecil namun memiliki suara yang berbeda.Â
Tinggi dan wujudnya semua sama rata apa lagi ika sedang bunyi tung maka diparuhnya menggelembung berwarna putih susu. Inilah yang menjadikan uniknya belentung hingga disukai anak-anak karena lucu dan suaranya yang indah.
Seakan dikomando jika ada salah satu yang mengeluarkan bunyi seketika jua belentung yang lain ikutan buka suara yang bervariasi.