Petani Milenial sudah lama digalakan bahkan mendapat sambutan baik oleh Pemerintah Indonesia hingga kini program petani milenial menjadi perhatian publik.
Presiden Jokowi bersama Menteri Pertanian (Kementan) pada tahun kemarin begitu optimis dengan adanya pelatihan ini dengan harapan dapat mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kokoh untuk Indonesia.
Support dari Presiden Joko Widodo pada program mencetak 2000 petani milenial menjadi andalan Nasional, di Kementerian Pertanian Jakarta 6/7/2021 sangat antusias.
Beliau mengatakan melalui virtual pada siaran pers Kementerian Pertanian, bahwa pada saat ini sejumlah petani 71% rata-rata berumur 40 an tahun keatas.
Sedangkan usia dibawahnya sebanyak 29%. Oleh karena itu Presiden Jokowi begitu sangat menggalakan program ini untuk Generasi Milenial guna menjadi petani milenial.
Inilah Peran Penting Dan Arti Dari Petani
Hidup diera digital seperti saat ini, sektor pertanian bisa beradaptasi melalui teknologi 4.0 demi menjawab tantangan ke depannya. Seperti itulah peran Generasi milenial.
Suka tak suka mau tak mau sektor pertanian pun sebisa mungkin mengkobinasikan atau harus bisa mengadaptasikan bersama teknologi.
Sebab sektor pertanian tak bisa untuk menyejahterakan kebutuhan penduduk yang terus bertambah kian tahun jika tanpa teknologi maka susah untuk beradaptasi.
Oleh karena itu para kaum muda milenial sangat penting mengambil peranan demi menjawab tantangan di era masa depan.
Berat memang menjadi petani karena selalu di indentikan dengan kemiskinan. Tetapi sekarang kita bisa ambil sisi positifnya dengan "Saya berprofesi sebagai seorang pengusaha tani.." bukan petaninya.
Terkenalnya Indonesia dimancanegara sebagai Negara Agraris, dengan tumbuh suburnya tanaman diatas tanah lahan pertanian. Hal ini dapat membuat para profesi yang pofesional menjadi, sehingga petani justru mempunyai peranan yang sangat penting untuk kemajuan Indonesia.
Sejak dahulu pada khususnya pada jaman perjuangan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan, para profesi petani kala itu pun sudah sangat mendominasikan dikalangan masyarakat Indonesia.
Bahkan Bung Karno (Soekarno) tidak pernah menganggap para petani itu sebagai pekerja keras atau buruh kasar saja, akan tetapi Beliau menamainya sebagai tulang punggung bagi identitas sebuah Negara yakni Indonesia, itulah peran petani yang hingga kini masih digemari oleh para Generasi masa kini.
Sehingga Bung Karno dengan melalui pedekatan khusus pada Illahi Tuhan YME membuahkan sebuah nama untuk petani.
Ya, Bung Karnolah yang memberikan sebuah kata untuk kepanjangan spesifik dari petani.
Penjaga Tatanan Negara Indonesia atau disingkat (PETANI). Hal ini pernah disampaikannya kala awal di tahun 1952. Oleh sebab itu, para petani selalu dipandang spesial sebagai penjaga ketahanan pangan.
Akhir-akhir ini generasi milenial sudah menjadi perbincangan hangat dikalangan media sosial serta menjadi perbincangan masyarakat.
Tak cukup sampai disitu, jika di lihat dari dari segi pendidikan maupun teknologi yang serba canggih seperti sekarang ini pun perilaku milenial itu sendirilah  yang sebenarnya berbeda dari generasi sebelumnya.
Oleh karena itu definisi milenial bisa disebut juga dengan generasi Y yaitu sejumlah orang yang lahir setelah generasi X yang lahir diantara tahun 1980 an sampai dengan tahun 2000.
Kisah Sukses Petani Milenial Yang Handal
Banyak orang berasumi menjadi petani itu tidak ada gunanya. Mereka berpikiri negatif karena dalam pemikirannya mungkin mucul kesan kotor-kotoran, kumuh, dan dekil of the kumal. Ini fakta, sehingga para orang tua pun banyak melarang anaknya menjadi petani milenial.
Banyak diluar sana kisah sukses petani mileniak untuk dicontoh dan di teladani mereka masih muda namun memiliki segalanya hanya dengan berprofesi sebagai petani.
Bahkan menghasilkan ratusan juta rupiah dalam sebulan hanya dengan menanam sayur organik di kebunnya. Misalnya kangkung, bayam, sawi dan lain sebagainnya.
Siapa yang menanam dialah yang menuai. Peribahasa ini kiranya cocok bagi siapa saja yang ulet dan gigih dalam usahanya. Namun tentu tidak mudah untuk dijalani karena dimana ada padi disitu tumbuh rumut dalam artian orang yang tidak tergerus oleh hama manusia yang akan merusaknya, yaitu omongan orang yang merendahkannya hanya karena profesi petani yang dibilang dekil of the kumel tersebut.
Salah satu contohnya adalah Mas Sandi Okta Susila seorang petani asal Jawa Barat Mahasiswa IPB yang mempunyai pekerja 373 petani yang mampu meraup omzet dari 400-500 juta rupiah per bulan bukan lah omong kosong belaka. Dia adalah petani milenial yang gigih dan rajin mengelolanya.
Kini ia sudah mempunyai karyawan sebanyak 50 orang untuk membantu menggarap lahannya seluar 120 hektar. Ia juga menjadi Duta Petani Milenial Kementerian Pertanian.
Di usia yang relatif muda yakni 27 tahun Sandi telah meraih sukses dalam profesinya menjadi petani milenial.
Mas Tyo pemuda asal Bojonego juga sukses dalam profesinya. Lantaran alat digitlah yang dapat memuluskan pekerjaannya menjadi petani milenial.
Di usia yang masih muda Ia juga telah memiliki usaha sendiri bernama "Omah Menyok" serta Argo Wisata Kuliner di Jawa Timur.
Mas Tyo menjadi petani milenial hanya dengan mengolah kripik singkong, rengginang dan olahan cemilan lainnya yang di pasarkan melalui market place seperti toko pedia, buka lapak dan shoppi. Itulah sedikiti dari sekian banyaknya menjadi petani milenial yang sukses.
Itulah beberapa kisah sukses petani milenial yang handal. Semoga para petani muda milenial sekarang ini dapat mendukung untuk pembangunan pertanian di Indonesia yang lebih maju.
Jadi masihkah ragu untuk menjadi petani milenial..? Penulis mah tidak.
Semoga bermanfaat salam hangat salam milenial..
Samhudi Bhai
Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H