Mohon tunggu...
Samhudi Bhai
Samhudi Bhai Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kompasianer Brebes Community (KBC)-68 Jawa Tengah -Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Waspada Saat Berkendara Agar Tidak Memakan Korban Jiwa

7 November 2021   12:49 Diperbarui: 7 November 2021   12:55 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kecelakaan berkenda dijalan tol/sumber: pixabay.com

Keselamatan berkendara masih minim diperhatikan baik dari orang tua maupun anak muda. Padahal keselamatan tersebut adalah kunci utama dari segalanya.

Waspada saat berkendara pun sering kali di ingatkan baik secara lisan misalnya jika ingin pergi, meminta ijin pamitan dengan keluarga maupun di ingatkan dengan plang tulisan yang berada di area tol maupun diatas jalan tol.

Pernahkah Anda melihat tulisan yang berisi himbauan di sepanjang jalan tol yang menyarankan "jika mengantuk istirahatlah dires area"?.

Pernahkah Anda melihat himbauan disepanjang jalan tol himbauan untuk para pengguna jalan "kurangi kecepatan rawan kecelakaan"?. Atau

Pernahkah Anda melihat plang tulisan disepanjang jalan tol yang menghimbau "hati-hati di jalan, semoga selamat sampai tujuan.

Ternyata dari sekian banyaknya warning dari rambu-rambu lalu lintas masih banyak pula warga Indonesia yang melanggarnya.

Jodoh, rejeki dan maut tiada seorang pun yang mengetahuinya kecuali Allah Swt dzat yang maha segalanya. Ada siang, ada malam, ada pagi, ada sore, ada pria ada juga wanita, ada selamat ada pula musibah atau kecelakaan.

Musibah yang menimpa Vanesa Angel tewas saat kecelakaan di jalan tol berserta suami dan anak tercintanya saat perjalanan ke Surabaya masih menjadi trending di berbagai media masa termasuk  Kompasiana.

Padahal orang Jawa sering bilang dengan sebutan "Alon-alon asal kelakon" (biar lambat asal selamat). 

Keselamatan berkendara adalah prioritas utama namun banyak disepelekan baik sengaja maupun tidak tapi semua itu fakta.

Simpang Siur Berita Vanesa Angel

Ilustrasi kecelakaan saat berkendara dijalan tol bodi mobil rusak/sumber: pixabay.com
Ilustrasi kecelakaan saat berkendara dijalan tol bodi mobil rusak/sumber: pixabay.com
Kecelakaan maut artis Vanesa Angel bukan kali ini yang pertama juga bukan hal yang baru, dan sepertinya kasus kecelakaan seperti ini akan selalu ada dari masa ke masa. Tergantung dari Manusianya cara mengendalikan kendaraannya.

Sebagaimana pada beberapa tahun lalu juga menimpa anak dari musisi Ahmad Dani yakni Doel hingga dirujuk ke rumah sakit. Akibat luka serius yang dialaminya.

Kecelakaan lalu lintas yang menimpa artis Vanesa Angel dijalan tol dimedia sosial hingga kini masih ramai dibicarakan baik di media elekronik maupun media sosial lainnya seperti di grup-grup whatsaap.

Oleh karena itu tidak sedikit pula para netizen ikut menanggapi peristiwa naas tersebut yang dialami oleh artis Vanesa Angel beserta suaminya Febri Andriansyah alias Bibi yang tewas seketika usai kecelakaan dilokasi kejadian, pada Kamis 4/11/2021 di tol Jombang saat perjalanan dari Jakarta menuju Surabaya.

Mobil berwana putih merk Mitsubisi Pajero Sport bernopol B-1284 BJU seketika remuk bodynya kacanya pecah, penyok dan teronggok setelah terpelanting menabrak pagar beton pembatas jalan sebelah kiri dari tol Jombang di KM 672, Mojokerto Jawa Timur. Hal tersebut terjadi akibat supir Vanesa Angel mengantuk.

Menurut Polisi Dirlantas Polda Jatim yang mengidentifikasi pada saat evakuasi saat olah TKP sih seperti itu dan ini yang rasional dari simpang siurnya kronologi kejadian.

Apa pun opininya, apa pun alasannya dan apa pun argumennya toh semua ini sudah terjadi, tidak perlu untuk saling menyalakan karena ini semua sudah kodratullah.

Seperti biasa apa pun kasusnya jika sedang viral maka netizen Indonesia tidak tinggal diam begitu saja. Mulai dari berita politik, pemerintahan, hukum, peristiwa atau pun berita hangat lainnya selalu diwarnai oleh netizen yang berada digarda utama.

Asumsi tiap netizen pun berbeda-beda, ya itu silahkan saja semua boleh beropini sesuai hati nurani masing-masing namun jangan sampai memperkeruh suasana ini dengan opini yang tidak rasional.

Ada beberapa statemen dari netizen yang menyalahkan supir karena sebelum kejadian bermain hape sehingga hilang kontrol tak terkendali akhirnya oleng kiri dan menabrak pembatas jalan tol yang terbuat dari beton disepanjang jalan tol Jombang Jawa Timur.

Ada yang beropini pula bahwa kejadian tersebut akibat sang supir mengantuk sebab bergadang semalaman karena supirnya masi muda masih pacaran.

Ada pula yang menyalahkan soal infrastruktur jalan tol yang dibangun dari bahan beton namun hanya dilapisi dengan aspal yang tebal hingga membuat jalan tol tersebut menjadi licin.

Benarkah Jalan Tol Di Indonesia Tidak Aman?

Ilustrasi jalan bebas hambatan di Indonesia/sumber: pixabay.com
Ilustrasi jalan bebas hambatan di Indonesia/sumber: pixabay.com

Dari begitu banyaknya argumen, ada satu hal yang ingin penulis sampaikan kiranya sedikit untuk meluruskan terkait pernyataan tertulis dari salah satu pengamat keselamatan yang diberi judul Jalan Tol Indonesia Tidak Aman. Berikut ulasannya.

1). Dari beberapa peristiwa kecelakaan terjadi di jalan tol sudah di investigasikan oleh KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) yang mana bahwa KNKT telah menemukan beberapa hazard yang menjadi penyebab kecelakaan di jalan tol diantaranya adalah:

a). Jalan tol yang baik adalah tingkat pelayanan jalan A, pada akhirnya akan memicu euforia pengguna jalan utk memacu kecepatan kendaraannya.

Oleh karena itu sepanjang Indonesia merdeka baru kali dan siapa pun pengemudinya dapat meluncur dengan kecepatan free flow speed.

Bahkan bisa diatas kecepatan 100 km/jam. Semua itu hanya ada dan dilakukan jalan tol yang sekarang.

Bahkan jika kecepatannya mencapai 140 km/jam adalah hal biasa dan wajar dan itu sudah tidak asing lagi bagi yang sudah menemuinya.

Demikian pula banyak truck-truck gandeng pengangkut barang pun berjalan disana menggunakan jalan tol, namun kecepatan mereka maksimal 40 km/jam karena mereka tahu bahwa Polisi akan menilangnya jika diketahui ngebut dilajur khusus truck jika ngebut.

Oleh karena itu dari kedua jenis ini, lalu lintas pada akhirnya telah membuat gap untuk kecepatan lebih tinggi dan inilah yang sangat berbahaya bagi pengendara jalan tol.

Adalah IRAP yang telah membuat dari kisaran ambang batas gap ini menjadi 30 km/jam, dimana gap ini jika diatasnya bisa beresiko terjadi tabrak menabrak dari depan maupun belakang.

Sedangkan Gap di jalan tol di Indonesia sekarang ini mampu mencapai batas 100 km/jam, dan itu artinya gap tersebut sudah tidak mampu lagi ditoleransi kembali oleh waktu dari reaksi manusia sendiri.

Sehingga dapat mengakibatkan kasus kecelakaan tabrak baik dari depan maupun belakang yang sangat tinggi di jalan tol Indonesia.

Oleh karena itu disini sama sekali tidak berkaitan dengn skid resistance. Jadi KNKT sama sekali belum pernah menemukan issue yang terkait dengan skid resistance pada jalan tol yang berada di Indonesia.

b). Selanjutnya jalan tol yang sudah tersambung dengan pelayanan jalan A tersebut dapat menghilangkan kemacetan. Sehingga yang terjadi pada akhirnya mampu menimbulkan euforia tersendiri bagi para pengemudi dengan harapannya Jakarta Surabaya hanya ditempuh sekali jalan sampai tujuan.

Masalah yang terjadi umumnya para pengemudi tanpa perlu istirahat, hal inilah yang bisa menyebabkan fatigue tersendiri pada pengemudi.

Oleh karenanya disaat seorang supir mengalami fatigue tanpa dengan disadari dapat beresiko terjadinya micro sleep. Bahkan tidur semenit atau satu detik di batas kecepatan 140 km/jam itu bisa mengakibatkan maut bagi para pengemudi.

Oleh karena itu pada kasus ini yang menjadi kecelakaan seseorang di jalan tol adalah masalah fatigue inilah issue palingmenonjol pada kecelakaan di jalan tol.

c). Kemudian mengenai passive safety keamanan di jalan tol, terkait pembatas tersebut itu juga sudah baik. Sebab ada beberapa jalan tol yang menggunakan median terbuka justru dapat membuka peluang kendaraan bagi pengemudinya kehilangan kontrol menyeberang ke jalur lawan.

Maka dari itu KNKT telah membuat sebuah rekomendasi untuk menutup median terbuka dengan cara memasang pagar pengaman jalan, baik itu menggunakan beton rigid, guardrail maupun wirerope dikanan kiri jalan tol di Indonesia.

Tips Agar Selamat Berkendara Di Jalan Tol

Kesimpulannya agar mampu menurunkan angka kecelakaan di jalan tol, inilah beberapa rekomendasi KNKT yang sekarang ini sedang gencar digalakkan oleh pihak pengelola jalan tol diantaranya adalah sebagai berikut:

1). Turunkan kecepatan atau speeding pada kendaraan masing-masibg, dengan via inovasi marka chevron reducing marking.

2). Menghimbau agar pengemudi beristirahat untuk masuki wilayah yang sudah disediakan. Misale rest area yang sudah dilengkapi dengan hal yang menarik seperti taman bermain, spotselfie, tempat mandi air panas dan lain sebagainya.

3). Memberi pembatas rigid pada median jalan tol untuk mencegah pengguna jalan menyeberang.

4). Memberi crash cushion pada pagar pengaman jalan tol sehingga jika tertabrak maka kendaraannya tidak akan penyok ataupun ringsek.

5). Hilangkan tiang tengah jembatan pada konstruksi desain yang berada di penyeberangan jalan tol.

6). Lindungi tiang tengah jembatan serta bangunan lainnya secara baik agar memperkecil resiko tabrakan oleh kendaraan yang lalai.

Demikianlah tips dari beberapa hazard dan mitigasi yang dilakukan oleh KNKT, oleh karena itu terkait tulisan seseorang yang tersebar di grup-grup whatsaap yang berjudul (Jalan Tol Di Indonesia Tidak Aman) tersebut diatas Penulis rasa kurang tepat menganalisanya serta tidak sesuai dengan kondisi fakta yang ada.

Sekali lagi bahwa keselamatan berkendara adalah prioritas utama. Oleh karenanya Waspada saat berkendara itu perlu dijaga dan tentu harapannya agar tidak memakan korban jiwa.

Semoga bermanfaat dan salam hangat..

Samhudi Bhai

Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun