Cara merawat pakaian banyak macam ragamnya sebagaimana umumnya dari mulai mencuci pakaian, menjemurnya sampai merapikannya kembali setelah setengah hari dijemur terik matahari.
Cara Saya dalam merawat pakaian cukup sederhana mungkin tidak seperti umumnya orang dalam merawat pakain yang lebih rapi dan lebih baik.
Pakaian merupakan kebutuhan Sandang paling pertama secara spesifik didalam keluarga. Sebab ada salah satu peribahasa dalam bahasa Jawa, Suami dalam rumah tangga wajib mencukupi 3 kebutuhan pokok yakni Sandang, Pangan lan Papan.
Pakaian adalah sarana paling penting dalam hidup Manusia. Tanpa pakaian mustahil akan dianggap orang waras, coba saja keluar dan dikeramaian tak pakai baju misalnya, ndak elok bukan?.
Banyak hal hal mubazir dalam menggunakan pakaian, salah satunya adalah dibuang di tong sampah atau di kali dengan cara dibungkus katong plastik kresek lalu dihanyutkan.
Pemandangan seperti itu pernah Saya jumpai ketika masih di Jakarta tahun lalu. Saat mau berangkat kerja terjadi macet diatas jembatan Plumpang-Semper Jakut, secara kebetulan ada tukang kebersihan dikali yang mengambil kantong tersebut dan pakaian ternyata.Â
Sayang sekali, masih kelihatan baru tapi kok dibuang? "Wajar saja lah, orang kaya.." dalam benak Saya berpikir seperti itu.
Bukan cukup sampai disitu, kebetulan tetangga kontrakan orang kaya. Tiap pagi kerja di kantor dengan mobilnya. Singkat cerita begitu juga, pagi-pagi hari sabtu sekitar jam 8 ketuk-ketuk pintu. Setelah di buka tetangga sendiri yang menenteng kresek gede warna hitam berisi baju.
"Nih baju pakai ya, tinggal dikasih kacing ama sleting? Kata tetangga. Saya buka kreseknya ada 4 stel pakaian lengkap. "kok banyak banget om? Kata Saya.Â
"Udah ngak muat ama itu, uda gitu kancingnya copotan lagi, kebetulan Saya ada lagi jadi ini buat kamu, lumayan buat gonta ganti", kata tetangga Saya.Â
Mau menolak tidak enak diterima kek nya kurang srek, pasalnya Saya tahu ukuran baju tetangganya itu gede-gede tidak pas untuk ukuran badan Saya. Setelah coba dan ternyata benar. Kedodoran, Hahaha..
Akhirnya Saya kasihkan lagi ke tetangga sebelah tanpa sepengetahuanya. Ya seperti itulah orang kaya, mubazir sih kalau menurutku. Pakaian masih bagus tapi terabaikan. Tinggal datang ke tukang vermak levis kan bisa beres semua.
Tikus suka sama lokasi yang hangat seperti pakaian khususnya celana jeans dan sebagainya. Oleh karena itu perlu jeli dalam merawat pakaian agar awet dipakai, sehingga tidak boros.
Kondisi sedang Pandemi Covid-19 saat ini. Bahasanya untuk makan sehari hari saja susah. Apa lagi untuk beli pakaian baru yang jelas butuh uang bagi masyarakat kecil pedesaan khususnya.
Agar tidak boros dan bisa menghemat perekonomian keluarga, maka dalam merawat pakaian penting untuk diperhatikan agar awet tentunya.
Caraku merawat pakaian kesayangan agar tetap awet dan kelihatan baru seperti semula sangat mudah sebenarnya. Selesai mencuci dan pada saat menjemur itu dilakukan pengecekan dua kali yakni dibolak balik pakaiannya khususnya pada saat terik.
Ketika mengangkat jemuran, jangan sampai menjeleng sore. Pada saat membolak balikan pakaian yakni sekitar jam 1/2 12 Â dan di jam 12 siang harus segera diangkat sebab bisa jebluk warna dan benang-benang pada pakaian.
Taruh dalam lemari khusus pakaian. Khusus pakaian lengan panjang, cara menaruhnya menggunakan gantungan baju. Sedangkan kaos, celana jeans atau biasa bisa dilipat seperti semula kala masih baru membeli. Juga jangan lupa kapur barusnya disela-sela pakaian.
Sarung pun begitu cara melipatnya seperti biasa pada saat masih baru beli. Kemudian cara menaruhnya agar sejajar kanan kiri untuk kaos dan celana jeans. Jangan lupa untuk menaruh kapur barus dan jangan lupa kunci kembali lemari.
Kapur barus atau kamper berguna sebagai pengharum ruangan dalam lemari sehingga segar baunya. Selain itu kecoak atau semut pun takut dengan kapur ini.
Ketika selesai menggunakan juga jangan asal naruh. Karena biasa buat sarang nyamuk namun bisa gantungkan kembali pada gantungan baju atau pada tempat pakaian cantelan pakaian yang rapi.
Sedang pakaian baru masih belum dipakai alias dibuka karena sayang mau memakainya paling jika saat kondangan doang, hahaha..
Terima kasih telah membaca semoga bermanfaat dan Salam..
Samhudi Bhai
Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah-Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H