Oleh karena itu sering kali melihat ketika kondangan pernikahan ada suatu kalimat "selamat tinggal masa remaja selamat menempuh hidup baru".Â
Ketika sudah menikah tentu bukan bujangan lagi atau perawan lagi. Sebab dalam peristiwa ini akan membuka peluang yang signifikan baik untuk suami maupun untuk istri untuk meraih pahala sebanyak-banyaknya termasuk dalam hubungan badan suami istri pun ibadah.
Selain itu pernikahan juga membawa konsekuensi logis yang perlu ditata dan dikelola bersama seperti suami mencari nafkah istri yang mengelola, saling ngerti, toleran, tolong menolong dalam kesabaran dan tanggung jawab bersama.
Banyak persoalan yang akan dihadapi dalam rumah tangga khususnya yang menyangkut hubungan administratif yang menuntut kerjasama keduanya.
Kemudian menyangkut ekonomi juga begitu, yang mana biasanya merupakan tanggung jawab sang istri sebagai pengelolanya perekonomian tersebut.
Dalam hubungan moral juga dituntut untuk melaksanakan dengan baik tanpa ada kerugian diantara keduanya.Â
Oleh karena itu dalam Islam semua hal tersebut sudah sesuai dengan kemampuan atau kodratnya masing-masing. Suami sebagai pemimpin atau imam untuk bertanggung jawab sebagai kepala rumah tangga. Selain itu sebagai pencari nafkah untuk biaya keluarga.
Sedang tugas sang Istri adalah sebagai pengelola, tata ruang rumah, dekorasi, menjaga kehormatan, kesejahteraan baik dapur, sumur dan kasur khususnya.
Jadi keduanya mempunyai peran masing-masing dan punya hak untuk bertanggung jawab dalam keseimbangan rumah tangga yang damai, sejahtera serta penuh kasih dan sayang. Inilah yang dinamakan hubungan rumah tangga yang sakinah mawadah warohmah.
Sebelum Saya akhiri ijinkan Saya menyanyi:Â
Rasa Cinta pasti ada pada makhluk yang bernyawa sejak lama sampai kini tetap suci dan abadi takan hilang selamanya sampai datang akhir masa. Perasaan insan sama ingin cinta dan menyinta, bukan ciptaan manusia tapi Tuhan yang kuasa. Janganlah Engkau pungkiri segala yang Tuhan beri. (M Mashabi).