Walaupun sudah tidak di jaman Siti Nurbaya yang serba Orang Tua namun fenomena perjodohan hingga kini masih ada rupanya sebagaimana dikampung Saya Brebes Jawa Tengah khususnya.
Mencoba jujur dalam diri meski pait untuk dituangkan dalam secarik tulisan. Soal Jodoh tak akan kemana asal niat dan minat dalam doa yang senantiasa tersirat.
Pernah suatu ketika Saya mau dijodohkan dengan seorang gadis satu kampung didaerahku. Kala itu Saya belum aktif di Kompasiana. Mungkin jika jauh-jauh hari Saya punya akun kompasiana sudah Aku ulas dari dulu. Hanya dikompasiana semua apa yang terpendam pada akhirnya tertulis juga melalui topil-topil.Â
Admin Kompasiana pinter banget si dalam memilih tema. Sebenarnya tidak semua privasi harus jadi publikasi. Namun terkadang perlu dibagi agar dapat menjadi inspiransi dalam diri demi tuntutan hidup yang sedang dijalani.
Sebagaimana pengalaman demi pengalaman dalam pribadi Saya yang jarang diketahui orang lain tidak pernah dimedia manapun Saya coretkan, hanya dikompasiana Saya sedikit ingin berbagi.
Pernah mau dijodohkan sekali sama orang tua pada dua tahun lalu dengan seorang anak tetangga sendiri. Namun Saya tolak. Kenapa? Karena tidak sesuai dengan perikemanusian dan perikedilan. Lah, kok ngak nyambung si. Hahaha....
Beneran, Saya mau dijodohin tapi singkat kata singkat cerita Saya tolak dengan alasan sederhana saja. Belum ada jodoh untuk Saya, dan mungkin bukan type Saya juga karena masih usia 20 kalo ngak salah.
Yanti nama gadis tersebut, seorang anak dari keluarga terhormat. Orang tua dari cewe tersebut sudah terserah apa kata dari Ortu Saya yang artinya sama-sama setuju. Yanti sudah mandiri, Ia mempunyai beberapa penghasilan sendiri. Termasuk sebuah toko sembako yang cukup lumayan besar dikampung.
"Tadi Saya ketemu sama kedua orang tua Yanti dirumah Sam, kebetulan Saya ngobrol-ngobrol sama Orang tuanya yang menanyakan kamu, sam sudah punya pacar belum katanya jika belum gelem opo ora karo Yanti"Â ujar saudara Saya ketika main kerumah bertemu dirumah.
Saudara Saya yang biasa Saya panggil lilik berkata seperti itu tiba-tiba. Rencana ini pun sudah jauh-jauh hari disepakati Orang Tua tanpa sepengetahuan Saya.
"Orang tua Yanti dan orang tua Kamu sudah setuju dari dulu jika Kamu dengan Yanti, namun belum berani ngomong sebab waktu itu Kamu masih di Jakarta" kata lilik.