Tiga hari lalu saat menjelang Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1442 H banyak sekali ungkapan-ungkapan kata dari berbagai Medsos bertebaran di beranda maupun linimasa khususnya dimedia Whatsapp.
Secara umum permohonan maaf lahir bathin seperti ucapan minal aidzin wal faizin sebelum dan saat lebaran tiba, sudah tidak asing lagi mendengarnya.Â
Ucapan ini telah menjadi khas lebaran bagi seluruh masyarakat Indonesia. Pun telah di edarkan diberbagai macam media cetak yang menjadi konsumsi pembaca.
Minal aidzin wal faizin sering kali diartikan sebagai makna mohon maaf lahir bathin. Siapa pun yang dijumpainya saat silaturahmi khususnya kalangan generasi milenial jika berpapasan dijalan pasti kalimat ini yang pertama keluar.
Padahal ucapan tersebut sama sekali tidak mempunyai arti sebagai mohon maaf lahir bathin namun lebih mempunyai arti yang berbeda secara spesifik. Walaupun kalimatnya hampir mirip tetapi mempunya arti berbeda.
Minal aidzin wal faizin lebih condong bermakna lebih khusus. Lebih tepatnya seorang muslim yang telah mencapai kemenangan saat puasa Ramadhan.
Hal tersebut juga mempunyai makna didalam lamanya berpuasa mampu menundukan berbagai ujian dan cobaan sering dialami oleh para hamba Allah Swt dari hawa nafsunya dikala berpuasa.
Mohon maaf lahir bathin jika di implementasikan setelah puasa lalu merayakan hari raya idul fitri maka lebih tepatnya mempunya arti saling membangun kembali hubungan sesama muslim maupun lainnya untuk lebih memperat kembali dalam tatanan sosial.
Minal aidzin berarti semoga termasuk orang-orang yang telah kembali pada kesucian. Sedangkan fal faizin mempunyai arti semoga mendapatkan kemenangan dan saling memaafkan.
Sebagaimana dijelaskan oleh ahli tata bahasa yaitu Ibnu Mandzur bahwa kalimat Fitri mempunyai arti diantara kesucian, kekuatan, jati diri, asal usul kejadian, pakain taqwa dan Agama Islam.
Jika semuanya digabungkan kalimat Idul Fitri maka mempunyai arti semoga kita kembali suci, kembali ke asal usul, kembali ke jati diri, kembali bertaqwa, kembali kuat, dan kembali pada dinnul islam yang sudah kita anut bersama. Alasannya begini:
PertamaÂ
Kalimat suci ini mengandung tiga unsur yaitu keindahan menggetarkan, kebenaran bisa diterima dan kebaikan bisa dibuktikan secara fakta dan nyata.
Konsekuensinya agar kembali ke fitri harus dapat menerima dan menciptakan keindahan atau seni. Menerima kebenaran ilmu atau sains yang mampu berbuat baik dengan amal sholeh serta sikap berbudi dengan akhlaqul karimah.
Makna hari Raya Idul Fitri untuk saling memaafkan adalah sebagai hasil dari sebulan penuh berpuasa Ramadhan kini telah sampai pada hari raya idul fitri.
Sebagaimana Bulan Ramadhan dimana dalam sebulan penuh semuanya berisi ibadah yang pahalanya dapat berlipat ganda bagi siapa yang menunaikannya.
KeduaÂ
Kalimat Fitri ini pun bisa diartikan sebagai sebuah kekuatan untuk seluruh kaum muslimin guna melaksanakan jihad Akbar didalam mengendalikan setiap hawa nafsunya dari godaan setan.
Oleh karena itu semua berharap bahwa datangnya hari raya idul fitri agar semua umat muslim mendapatkan kekuatan baru untuk beribadah kepada Allah Swt.
Ketiga
Pengertian fitrah mempunyai makna secara umum tentanh manusia seperti dapat berjalan dengan kedua kaki, matanya menyaksikan atau melihat, telinga mendengar, dan akalnya berpikir.
Konsekuensi dari kalimat ini adalah bahwa sebagai manusia yang mempunyai iman bisa menilai atau mengukur letak kesalahan dan kebenaran segala sesuatu.
KeempatÂ
Kalimat fitri dapat pula berarti memakai pakaian. Maksudnya adalah memakai pakaian ketaqwaan pada Allah Swt. Terdapat dalam surat Al-Baqarah 163.
Surat tersebut mempunyai tujuan sangat jelas yaitu untuk mengajak seluruh manusia berpuasa guna menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah Swt.Â
Sepanjang bulan Ramadhan semua sudah menenun pakaian agar menjadi baik kembali sehingga keimanan meningkat lalu kemudian menjadi tingkat taqwa.
Berpuasa ramadhan dapat di ibaratkan pada seseorang yang sedang menenun pakaian seperti contohnya ulat sedang berpuasa untuk menjadi kupu-kupu yang indah yang semua membutuhkan proses.
KelimaÂ
Kalimat fitri mempunyai arti jadi diri yang mana manusia sebagai khalifah fil ardhi adalah bahwa manusia itu makhluk yang berlumur dosa sebab dibekali nafsu.
Selain itu juga dibekali hati nurani yakni dua gabungan antara akal jernih dan pikiran yang tajam untuk dapat menahan diri dari godaan hawa nafsu saat puasa.
Oleh karena itu kita sering kali dibilang semoga kembali kefitrah dan itu berarti agar kembali kepada jati diri seseorang tersebut sebagai manusia normal.
Sedangkan mukmin belum bisa dikatakan sebagai kembali ke fitrah jika hawa nafsunya tidak dapat dikendalikan.Â
Keenam
Kalimat fitri juga dapat diartikan sebagai dinnul islam dilihat dalam nahwu kalimat ini masuk pada masdhar yakni salama yang berarti kedamaian atau ketertundukan dari perintah Allah Swt.
Konsekuensi adalah damai atau tunduk yang mana seorang hamba Allah Swt agar mau tunduk terhadap larangan maupun perintahNya. Sehingga dengan begitu menjadi makna khusus pada Idul Fitri.
Memaafkan dan dimaafkan orang lain merupakan sebuah perintah Allah Swt tugas sebagai manusia ialah berbuat baik dengan sesama itulah makna dari pada Hablum minallah wa hablum minanas.
Demikian ulasan singkat tentang makna hari raya idul fitri agar saling mengingatkan dan memaafkan antar sesama guna menjalin hubungan lebih erat kembali antar sesama anak bangsa.
Pada akhirnya Saya atas nama Samhudi mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H. Taqobalallahu mina wa minkum siyamana wa siyamikum taqobal ya karim. Semoga bermanfaat dan salam..
Samhudi Bhai
Kompasianer Brebes Community (KBC) 68 Jawa Tengah-Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H