Bulan Ramadan 2021 yang penuh berkah ini merupakan karunia Allah Swt yang sangat besar sekali bagi umat Islam. Semua itu akan kita dapatkan apa bila kita mau menghargainya. Jika tidak maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa dari bulan ramadhan.
Bahkan Rasulullah Saw didalam sebuah hadist mengatakan bahwa "Apa bila umatku mengetahui apa-apa yang ada dalam bulan Ramadhan, niscaya mereka akab menginginkannya agar seluruh bulan dalam setahun menjadi bulan Ramadhan"
Namun semua keutamaan Puasa Ramadan 2021 tersebut tidak akan lepas dari Sahur yang merupakan aktifivitas bagi orang yang ingin berpuasa. Waktu sahur pada tengah malam sampai datangnya waktu imsak.
Seperti yang diketahui bersama bahwa saur sangat dianjurkan sekali di dalam Islam bagi orang yang niat puasa karena ikhlas beribadah kepada Allah Swt.
"Anibni 'Umaro rodhiallahu 'anhuma qola, qola Rasulullahi Shalallahu 'alaihi wassalama innallaha wa malaikatahu yusholluuna 'alal mutasakhiriin" (Dari Ibnu Umar RA, berkata bahwa, Rasulullah Saw bersabda: "Sesungguhnya Allah Swt beserta para MalaikatNya mengirimkan rahmat kepada orang-orang yang makan Sahur" (HR. Thabrani).
Sunggguh kenikmatan luar biasa dan karunia terbesar dari Allah Swt yang diberikan kepada kita semua. Sehingga dengan adanya keberkahan dari sahur tersebut juga dijadikanNya berpahala.
Waktu sahur yang bagus adalah seperenam terakhirnya. Apa bila dalam sehari semalam terdapat 12 Jam maka dua jam yang terakhir adalah waktu yang tepat untuk makan sahur.
Hendaklah di ingat bahwa makan sahur pada waktu yang paling akhir adalah lebih besar pahalanya dari pada awal waktu dengan syarat tidak terlalu paling mengakhirkannya sehingga mengakibatkan keraguan dalam berpuasa.
Namun dari semua keberkahan puasa. tersebut tidak terlepas dari pada jasa orang-orang atau pemudan serta anak-anak yang telah membangunkan Sahur.
Bangunin sahur tradisi turun temurun didaerah Saya sehingga hal ini masih berjalan dan tidak ada yang melarang sebab masyarakatnya penuh toleransi.
Sebagaimana dulu pengalaman Saya sejak kecil umur belasan tahun ketika kelas 1 Madrasah Tsanawiyah (MTs) telah terbiasa membangunkan orang untuk makan sahur dikampung Brebes Jateng.
Bangunin Sahur ternyata sudah ada sebelum Saya lahir sehingga membangunkan orang untuk makan sahur sudah menjadi tradisi turun temurun sebelum Saya.
Hanya memakai alat tong-tong prek (bambu tali gede dibolongin antara ruas) didaerah Saya tapi nggak tahu di Daerah Kamu namanya apa mungkin berbeda ya.
Biasa Saya bersama teman berenam dan masing-masing membawa alat kentongan atau tabuh-tabuhan seperti panci dan botol kecap dan apa saja yang penting bunyi pasti dibawa.
Alat bangunin sahur dulu sangat sederhana tidak seperti sekarang yang sudah memakai mesin berikut musiknya yang diarak sepanjang jalan didesa.
Tradisi Bangunin Sahur sudah ada sejak lama dikampung Saya bahkan dulu ketika Saya masih kecil sering lewat depan rumah gangan dan yang saya lihat cuma kentongan namun suaranya nyaring.
Sekarang bangunin sahur dikampung Saya sudah berubah menjadi musik yang diarak dengan gerobak dan mesin diesel kemudian mesin sound system dan ampliflier seperti hajatan pada umumnya.
Sepajang jalan keliling kampung dari gangan ke gangan keluar masuk tidak luput dari grup bangunin sahur dengan cara karaoke dangdut dan lain sebagainya. Sehingga sangat meriah sekali.
Tradisi bangunin Sahur model tongprek dan kentongan bambu sudah tidak ada semenjak pada beberapa tahun lalu di Desa Saya berganti menjadi sound sistem.
Samhudi BhaiÂ
Kompasianer Brebes Community (KBC) 68-Jawa Tengah Indonesia.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H